Mohon tunggu...
Celly Oktaviani
Celly Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa THP

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mitos dan Fakta Mengenai Peranan Rempah-Rempah sebagai Obat Alternatif untuk Mengobati COVID-19

3 Mei 2021   09:24 Diperbarui: 3 Mei 2021   11:13 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi Corona Virus Disease-2019 atau bisa disebut COVID-19 yang terjadi sejak 1 Desember 2019 ini terjadi akibat penyebaran virus corona yang terjadi di kota Wuhan, Cina yang kemudian menyebar ke berbagai negara. Dilansir dari Data.Covid19.go.id, hingga saat ini, sebanyak 1.677.274 orang telah dikonfirmasi positif COVID-19, 1.530.718 diantaranya sembuh dan 45.796 diantaranya meninggal dunia. Selama pandemi, masyarakat diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan seperti penerapan social distancing, memakai masker dan selalu mencuci tangan dengan air mengalir. Hal ini dilakukan guna mencegah penyebaran COVID-19.

Muncul rumor di kalangan masyarakat bahwa COVID-19 dapat ditangkal dan diatasi dengan bahan alami, seperti rempah-rempah. Banyak yang setuju dengan pendapat ini, namun tidak sedikit pula yang kontra. Hal ini diawali dengan pernyataan Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga Chaerul Anwar Nidom, yang menyatakan bahwa rempah tradisional seperti kunyit dapat menghindarkan tubuh dari virus corona. Dilansir dari Republika.co.id, beliau menyatakan “Kita bisa mengatasinya dengan mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung curcuma seperti jahe, kunyit dan temulawak, karena kunyit mengandung senyawa curcumin yang bersifat antiradang”.

Selain kunyit, terdapat beberapa rempah lain yang diklaim dapat mengatasi virus corona pada tubuh, seperti bawang putih dan jahe. Hal ini dikarenakan bawang putih mengandung allisin yang bersifat antiinflamasi dan dapat meredakan gejala flu dan batuk. Dilansir dari Alodokter.com, jahe mengandung komponen bioaktif gingerol yang diduga bisa melawan respiratory syncytial virus penyebab infeksi saluran pernapasan. Dikarenakan gejala COVID-19 yang terjadi di saluran pernapasan, sehingga banyak orang yang berfikir bahwa COVID-19 dapat diatasi dengan mengonsumsi rempah-rempah.

Menurut Bousquet et al (2020), reseptor pada capsaicin (senyawa aktif pada cabai) yang memiliki fungsi utama dalam mendeteksi dan mengatur suhu tubuh, TRPV1 (Potensi Reseptor Transien Vanilloid 1), dapat meningkatkan pelepasan saraf sensorik atau vagal untuk menurunkan beberapa gejala COVID-19 seperti batuk, sumbatan hidung, nyeri, muntah, diare, dan, setidaknya sebagian, hilangnya bau dan rasa secara tiba-tiba. Namun, hanya sebatas meredakan gejalanya saja, tidak sampai mengobati. Menurut Kusumo et al (2020), konsumsi rempah seperti temulawak, jahe dan kunyit dalam bentuk jamu, ditujukan sebagai immune booster atau untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari serangan penyakit. Temulawak mengandung kurkuminoid yang dapat membantu metabolism process dan fisiologis organ badan. Komponen gingerol dan beta karoten pada jahe bersifat antiinflamasi dan antioksidan (Shan dan Iskandar, 2018).

Kunyit bertindak sebagai antibiotik karena komponen kurkumin pada kunyit juga dapat memudahkan proses pencernaan, antioksidan dan antibakteri sehingga sangat baik untuk meningkatkan imun tubuh. Kusumo et al (2020), menambahkan bahwa selain mengonsumsi jamu, disarankan juga untuk mengonsumsi suplemen bila diperlukan. Dianjurkan juga untuk mengelola stress, karena stress dapat memengaruhi kekebalan tubuh. Semakin tinggi tingkat stress maka akan semakin menurun imunitas tubuh seseorang (Kusumo et al, 2018).

Berdasarkan ujaran dari para ahli tersebut, dapat diketahui konsumsi rempah-rempah belum terbukti dapat menangkal dan menyembuhkan infeksi COVID-19. Penggunaan rempah untuk menangkal COVID-19 sebenarnya hanya untuk mencegah terjangkitnya seseorang dari virus corona. Hingga saat ini, belum ditemukan obat resmi untuk mengatasi COVID-19, baru terdapat 6 jenis vaksin diantaranya vaksin Merah Putih, Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Pfizer dan Moderna. Keenam jenis vaksin ini diharapkan dapat memicu respon imun pada tubuh melalui aktivasi antibodi sehingga virus akan lemah dan tidak membahayakan bagi tubuh.

Ahmad Rusdan Utomo, Ph.D, ahli dan peneliti biologi molekuler mengungkapkan bahwa pernyataan COVID-19 tidak dapat diobati dengan konsumsi rempah-rempah. “Obat herbal ini tidak bisa membunuh virus corona. Ketika orang terkena peradangan atau infeksi, ada kemungkinan bisa fatal akibatnya. Jenis obat ini memang ada efek antioksidan yang secara umum dapat menekan peradangan, Untuk membunuh virus corona, setahu saya cuma pakai antibodi limfosit, sel T dan sel B. Jadi, infeksi virus corona ini dilihat dari patogennya dan bisa diatasi dengan sel imun. Kalau tinggal efek inflamasinya, obat herball mungkin bisa membantu meredakan” ujarnya, dilansir oleh Klikdokter.com. Dilansir dari Sehatq.com, World Health Organization (WHO) juga berpendapat bahwa rempah-rempah yang digunakan untuk menyembuhkan virus corona, hanya sebuah mitos.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan rempah-rempah untuk mengobati COVID-19 hanyalah mitos. Konsumsi rempah untuk menangkal COVID-19 hanya bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mencegah terjangkitnya seseorang dari virus corona, namun itu tidak berarti bahwa rempah-rempah dapat menyembuhkan seseorang yang terjangkit virus corona. Menurut WHO (2020), cara yang tepat untuk mencegah virus corona ialah mencuci tangan dengan air mengalir secara rutin, usahakan cuci tangan menggunakan sabun berbasis alkohol selama 20 detik. Patuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker medis dan menerapkan social distancing dengan menjaga jarak sekitar 1 meter dari orang lain bila berada di tempat umum, hal ini dikarenakan apabila seseorang bersin maupun berbicara, maka droplet akan keluar dan tersebar di udara sehingga akan terhirup oleh orang di sekitarnya. Apabila merasakan gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan dan gejala penyakit saluran pernapasan lainnya, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Referensi

Alodokter.com. Benarkah Mengonsumsi Bawang Putih dan Jahe Bisa Mencegah COVID-19?. 27 Mei 2020 (diakses pada 2 Mei 2021).

Bousquet, J., Czarlewski, W., Zuberbier, T., Mullol, J., Blain, H., Cristol, J dan Torre, R. 2020. Spices to Control COVID-19 Symptoms: Yes, but Not Only. International Acrhives of Allergy and Immunology. Karger. French.

Data.covid19.go.id. Situasi Virus Corona. 3 Mei 2021 (diakses pada 3 Mei 2021).

Klikdokter.com. Virus Corona Bisa Dibunuh Dengan Herbal, Mitos atau Fakta?. 18 Agustus 2020 (diakses pada 2 Mei 2021).

Kusumo, A., Wiyoga, F., Perdana, H., Khairunnisa I., Suhandi, I dan Prastika, S. 2020. Jamu Tradisional Indonesia: Tingkatkan Imunitas Tubuh secara Alami selama Pandemi. Jurnal Layanan Masyarakat Vol. 4(2): 465-471.

Republika.co.id. Melawab Corona dengan Rempah-Rempah Tradisional. 2 Maret 2020 (diakses pada 2 Mei 2020).

Sehatq.com. Air Bawang Putih Sembuhkan Corona, Mitos atau Fakta?. 20 Maret 2020 (diakses pada 2 Mei 2021).

World Health Organization. 2020. Coronavirus Disease (COVID-19) Advice for the Public: Myth Busters (diakses pada 3 Mei 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun