Tentu saja, pihak yang sangat jelas diuntungkan adalah pembuat beritanya, sedangkan bagi penyebarnya kadang hal itu bisa merugikan dirinya juga, apalagi jika hal itu sudah menyangkut tentang hukum. Semuanya tergantung, apakah penyebar berita hoax itu memang dengan sengaja ingin mendiskreditkan seseorang pada berita tersebut, atau karena ketidak-tahuannya dalam menyebarkan berita, karena ia tidak melakukan penelitian atau cross check kebenarannya terlebih dahulu.
Berita hoax juga sering dibumbui dengan kalimat yang hiperbola (melebih-lebihkan) dan bahasa yang emosional yang berlebihan dan kadang tidak wajar. Tujuannya adalah untuk bisa menarik perhatian pembaca, dan supaya perasaan pembacanya juga bisa ikut terhanyut dan bahkan ber-empati dengan apa yang diceritakan oleh penulisnya, sehingga mereka kemudian menjadi percaya dengan isi pemberitaan tersebut.
Kadang berita hoax juga menggunakan bahasa dengan tekhnis tingkat tinggi untuk mendeskripsikan dan menarasikan isi ceritanya, kadang juga disertai bukti yang terlihat seperti akurat dan terkesan sangat ilmiah, yang melibatkan pakar atau tokoh publik untuk menyakinkan bahwa isi beritanya valid, atau kadang juga mengutip pemberitaaan dari sebuah stasiun TV, serta berdasarkan informasi dari beberapa narasumber, yang ternyata hanya memberikan kesaksian palsu, atau bisa juga isi beritanya cenderung untuk tidak memberikan referensi atau sumber asal berita yang dapat di cek kebenarannya oleh pembaca.
Tentu saja, semua isi beritanya itu sering tidak logis (masuk akal), ngawur, tidak bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya, dan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukti yang ada, jadi sifatnya hanya merupakan fakta yang diputar-balikkan dan berupa pembohongan publik semata.
Karena itu, jangan terlalu cepat berasumsi negatif dan terbawa emosi atau terprovokasi dengan pemberitaan negatif apapun. Kita harus menyikapi semua pemberitaan tersebut dengan hati dan kepala dingin, karena saat pikiran kita tenang, kita bisa melihat dan menilai segala sesuatu dengan bijak dan netral.
Dan seandainya, saat kita tahu secara pasti, ada diantara berita hoax yang tersebar itu ada yang membawa dampak dan pengaruh negatif yang besar pada masyarakat, serta kemudian membuat masyarakat menjadi resah dan mulai terpengaruhi, maka sikap kita sebagai warga negara yang bijak adalah membantu untuk menciptakan suasana kondusif kembali yaitu melalui upaya pembuktian kebenaran berita tersebut ke anggota masyarakat yang lainnya.
Terakhir harapan saya adalah:
1. Bagi para masyarakat sebagai pembaca, sebaiknya kita melakukan "diet informasi" yaitu menghindari untuk konsumsi atau membaca berita yang tidak benar (hoax) seperti yang dianjurkan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, serta kita bisa lebih berhati-hati dalam memilih apalagi dalam mencerna dan menelan bulat-bulat sebuah berita. Jangan terlalu percaya 100% pada berita yang memberitakan tentang keburukan atau hal-hal yang negatif tentang seseorang, apalagi jika hal itu menyangkut tentang pemimpin tertinggi negara (Presiden). Kita harus menguji kebenaran dari semua pemberitaan yang ada.
Kita harus membaca dengan cermat dan menyeluruh pada setiap rangkaian kalimat, membuka mata dan telinga kita lebar-lebar, mempertajam kepekaan hati nurani kita, mengumpulkan banyak bukti, mencari informasi dari narasumber yang dapat dipercaya, sehingga kita bisa tahu apakah berita yang sedang tersebar dan beredar di masyarakat itu berita hoax atau berita yang aktual.
2. Bagi para media online, cetak atau digital, agar bisa melakukan monitoring, pengawasan ketat, dan selektif dalam menyaring berita-berita atau artikel-artikel yang masuk ke link, situs, atau portal kalian. Harapan saya agar berita-berita yang masuk untuk disampaikan dan ditampilkan ke publik itu bisa sesuai dengan fakta dan kebenaran, serta merupakan berita-berita yang berkualitas. Media hendaknya bisa menjaga kredibilitas dari masyarakat, dan bisa memenuhi serta menjawab kebutuhan masyarakat yang haus dan lapar akan berita dan informasi yang baik dan benar.
3. Bagi para penulis portal atau blog pribadi, ingatlah bahwa kita ini adalah pena hati rakyat, kita mengemban amanah rakyat untuk menyuarakan suara hati rakyat melalui untaian kalimat. Mari netralkan dan jernihkan hati dan pikiran kita, miliki sikap hati dan respon yang benar dalam menanggapi segala sesuatu, miliki telinga yang peka akan kebenaran dan mata yang tajam dalam menilai hal yang benar dan salah, agar kita bisa menyampaikan informasi dengan benar, akurat, dan sesuai fakta. Janganlah kita nodai dunia kepenulisan, reputasi, kredibilitas, dan nama baik kita dengan menulis berita-berita hoax.