Sumber ilustrasi : ngobrolbisnis.idÂ
Nama : Celine KimnovaÂ
NIM : 115190256Â
      Proses pengembangan produk baru (New Product Development atau disingkat NPD) merupakan proses menghasilkan produk baru (barang atau jasa) setelah melalui tahap ideasi (penggalian ide produk baru), penyeleksian ide-ide hasil galian, pengubahan ide hasil seleksi menjadi produk yang sering disebut prototipe, hingga difusi atau peluncuran dan penyebarannya di pasar. NPD pada umumnya menekankan pada aspek penggalian ide hingga peluncuran produk ke pasar. Sementara inovasi merupakan keberhasilan secara ekonomi karena diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara lama dalam mengubah input menjadi output sedemikian rupa sehingga dihasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara nilai manfaat dan harga atau pengorbanan menurut persepsi konsumen dan/atau pengguna.
      Persaingan yang ketat dalam bisnis memerlukan ide, kreativitas, dan pengetahuan sebagai aset yang berharga bagi perusahaan. Untuk mengatasi persaingan secara efektif, perusahaan membutuhkan keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan. Kemahiran dalam beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam semua aspek, termasuk pemasaran, produksi, manajemen sumber daya manusia, dan operasi sangat penting. Selain itu, keunggulan perusahaan juga diperlukan untuk menangani persaingan dengan sukses. Inovasi adalah salah satu cara terbaik untuk mencapai keunggulan. Inovasi adalah instrumen kewirausahaan yang melibatkan membangun dan menghasilkan nilai kreatif dalam bisnis. Pangsa pasar perusahaan dapat ditingkatkan melalui korporat.
      Sebuah perusahaan selalu menuntut karyawannya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berguna. Perusahaan dapat memecahkan masalah, menangkap peluang, membuat kemajuan pesat, lebih kreatif dan efektif dalam bekerja, mengembangkan produk baru, dan menghasilkan pendapatan baru melalui hasil dari pengembangan inovasi. Perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat agar tetap relevan dan tidak ketinggalan zaman. Tentu hal ini membantu menarik pelanggan untuk menggunakan produk dan layanan yang ditawarkan.
      Ottenbacher dan Harrington (2009) menggambarkan proses inovasi produk di restoran cepat saji, yang meliputi strategi kategori atau mencari peluang dan tren permintaan, pembangkitan ide dengan mencari inspirasi dari berbagai sumber, penyaringan I atau pertimbangan keuangan dan operasional, konsep pengujian dengan menyelidiki apa yang diinginkan atau potensial bagi konsumen, penyaringan II dengan menentukan keinginan dan niat beli konsumen terhadap konsep makanan baru, prototipe, Penyaringan III atau memastikan ketersediaan pasokan, keamanan produk, dan evaluasi risiko lainnya, penyaringan IV dengan mempertimbangkan kembali konsep dibandingkan pesaing dalam aspek keuangan dan merek, uji pasar atau uji coba konsep produk dan rencana pemasaran untuk memverifikasi harga dan memahami niat konsumen serta meluncurkan hasil inovasi ke pasar, dan evaluasi untuk menentukan keberhasilan produk dari inovasi dan menganalisis kinerja yang terkait dengan keuangan, penjualan, operasi, dan kepuasan pelanggan.
      Selain dari tahapan teknis, dukungan dari lingkungan untuk inisiatif menjadi bagian dari budaya perusahaan. Menurut Sunarto dan Arifin (2014), inovasi tumbuh di lingkungan perusahaan melalui tiga tahap. Tiga tahap tersebut adalah kesadaran, dimana individu perlu menyadari bahwa mereka membutuhkan perubahan untuk masa depan yang lebih baik, pengorganisasian ide, keinginan, dan masukan dari berbagai sumber secara tepat. Ide dapat diwujudkan dalam karya bermanfaat lainnya. Kesempatan untuk menyampaikan dan mewujudkan ide harus difasilitasi, dan persuasi, di mana lingkungan, rekan kerja, dan atasan dibujuk untuk mendukung kreasi yang bermanfaat dan akhirnya menjadi inovatif. Inovasi tidak bisa dipaksakan karena membutuhkan ketenangan, dukungan, dan lingkungan yang mendukung.
      Pelaksanaan proses inovasi pada perusahaan di industri kreatif dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi bisnis masing-masing. Bagaimanapun, setiap perusahaan jasa melakukan tahapan proses inovasi, termasuk identifikasi masalah dan peluang, menghasilkan dan memproses ide, prediksi pasar, analisis bisnis, visualisasi, dan eksekusi. Tidak semua tahapan proses harus dilakukan secara berurutan. Dalam kondisi tertentu, tahapan tersebut dapat dilakukan secara bersamaan atau fleksibel berdasarkan kondisi perusahaan. Studi ini menunjukkan bahwa proses inovasi saling terkait. Proses tersebut selalu dituntut dan terjadi pada setiap perusahaan untuk bersaing di pasar. Hal ini meningkatkan peluang keberhasilan inovasi karena ada persiapan untuk meminimalkan risiko kegagalan dalam tahap eksekusi.
      Kabar gembiranya, kini Global Innovation Index Indonesia mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir, dari peringkat 97 pada tahun 2015 menjadi 88 dan 87 pada tahun 2016 dan 2017. Setiap tahun, Indeks Inovasi Global mengukur peringkat negara, mengukur hasil, dan menentukan sifat lingkungan yang inovatif. Pada 2017, peringkat Indonesia jauh di bawah negara tetangga, dengan Malaysia dan Singapura masing-masing berada di peringkat ke-37 dan ke-7. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tertinggal dalam memicu inovasi dalam negeri. Mengembangkan ide-ide baru dengan sukses membutuhkan pemahaman yang akurat tentang langkah-langkah yang terlibat, termasuk kemungkinan dari kegagaln yang akan dihadapi. Agar inovasi berhasil dan bermanfaat, perusahaan perlu memahami semua proses yang berlaku, baik yang melibatkan kreativitas, pengembangan, penyempurnaan lebih lanjut, dan penerapan ide untuk memecahkan masalah. Proses ini dianggap sebagai aliran urutan linier tahapan.
      Namun, beberapa ahli tidak setuju dengan deskripsi sebagai proses satu ukuran untuk semua. Misalnya, Salerno yang dalam bukunya menyatakan bahwa tidak ada satu pendekatan untuk proses inovasi yang cocok dengan berbagai proyek pengembangan produk atau manajemen. Inovasi memainkan peran penting dalam keberlanjutan industri kreatif, salah satu sektor ekonomi paling inovatif. Penegasan ini dibuktikan dengan semakin banyaknya produk baru yang ditawarkan kepada pelanggan artinya sama saja seperti memproduksi sesuatu yang memiliki unsur kebaruan. Proses tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga melibatkan semua aktivitas yang diperlukan, seperti perencanaan pasar, proses, sistem, penjualan, dan teknologi yang saling terkait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H