Dalam persepsi psikologi, terdapat 2 pandangan, yaitu berdasarkan Sigmund Freud yang berpendapat bahwa rasisme dan diskriminasi adalah ekspresi 'tumpukan' pengalaman masa lalu, deja vu, dimana seseorang tersebut pernah mengalami dan diskriminasi atau rasisme, dimana tugas kita sebagai generasi muda saat ini adalah untuk memutus rangkaian tersebut dengan memberikan memori-memori yang lebih baik daripada rasisme dan diskriminasi untuk generasi selanjutnya. Pandangan kedua terdapat dari Jacques Lacan, ia berpendapat bahwa rasisme dan diskriminasi terus ada karena adanya proses mirroring, mencontoh.Â
Dalam persepsi sosiologi, rasisme dan diskriminasi ada karena menjadi standar masyarakat, dinormalisasi, dan lama kelamaan menjadi sebuah norma. Dalam persepsi religi, adanya penghargaan pada karya ilahi "atas nama Tuhan". Terakhir adalah persepsi politik, yaitu adanya disepsi (tipuan) kepentingan kekuasaan, dimana semua orang ingin mendapat kekuasaan tinggi.Â
Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah proses penyatuan identitas (primer dan sekunder) dalam satu konsep nasional. Integrasi nasional memiliki urgensi yang cukup penting, yaitu eksistensi suatu negara (internal/ domestik dan internasional. Dalam membentuk integrasi nasional, terdapat beberapa faktor tantangan, diantaranya multikultural, etnosentrisme, luas geografis Indonesia, intervensi bangsa asing, hingga eksploitasi SDA.Â
Kesetaraan gender dapat masuk menjadi faktor pertama, multikultural. Hal ini disebabkan karena perbedaan gender seringkali menimbulkan perbedaan pemikiran juga, tidak jarang hingga dapat menimbulkan perpecahan. Perbedaan gender yang ada di Indonesia dapat disatukan dengan konsep integrasi nasional, dimana baik laki-laki maupun perempuan memiliki tujuan yang sama, yaitu menyatukan Indonesia, dengan urgensi eksistensi negara.
BAB III
KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan, gender termasuk identitas sekunder, dan kesetaraan gender penting untuk sebuah negara agar dapat memenuhi hak asasi setiap manusia. Dengan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, setiap mahasiswa dan mahasiswi akan belajar lebih dalam tentang bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai warga negara Indonesia. Kesetaraan gender masih diperjuangkan oleh negara-negara di seluruh dunia, terbukti dengan adanya UN Women, The 1995 Beijing Platform, dan masih banyak lagi.Â
Pada topik bahasan II, Manusia Modern di Era High Technology, kesetaraan gender dapat dikaitkan dengan adanya landasan utilitarianisme. Sedangkan pada topik Identitas Nasional, kesetaraan gender juga memiliki peranan penting yaitu sebagai identitas sekunder yang dapat menjadi faktor penting untuk menghasilkan eksistensi bersama.Â
Dalam hal ini, upaya bangsa Indonesia dalam memenuhi hak wanita untuk berpolitik dapat menonjol, yaitu dengan adanya kebijakan afirmatif. Selain itu, kesetaraan gender dapat diperjuangkan pada masyarakat sekarang karena adanya diskriminasi terhadap gender dengan 4 persepsi yang ada. Pada topik integrasi nasional, peranan gender sangat penting untuk memenuhi eksistensi negara (domestik dan internasional).