Mohon tunggu...
Gracia Celine Alexandra
Gracia Celine Alexandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Film

Inovasi dan Eksplorasi Genre sebagai Kekuatan Industri Film Korea Selatan

16 September 2024   05:09 Diperbarui: 16 September 2024   08:08 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korea Selatan menjadi ‘kiblat’ dalam berbagai bidang kehidupan di Indonesia. Terjadi pergeseran kebiasaan dan budaya mulai dari makanan, gaya berpakaian, gaya hidup, hingga industri hiburan. Produk yang cukup dikenal dari industri hiburan Korea Selatan adalah film dan drama Korea (drakor). Dengan tingkat popularitas yang tinggi dari drama dan film Korea di tingkat internasional, cukup membuktikan kekuatan budaya dari Korea Selatan. Dengan kemudahan akses internet dan banyaknya pilihan platform streaming, memunculkan adanya Korean Wave. Fenomena ini mampu menghadirkan berbagai serial drama dan film Korea secara luas. 

Banyak faktor yang dapat membuat industri film Korea Selatan berkembang dengan sangat pesat dan menghasilkan banyak keuntungan dari sana. Kualitas produksi yang sangat baik seperti sinematografi dan alur cerita yang menarik dapat menarik perhatian penonton dari seluruh belahan dunia. Salah satu film yang dianggap sukses adalah “Parasite” (2019) yang merupakan karya dari Bong Joon-ho. Film ini mampu menggoreskan sejarah baru bagi Korea Selatan dengan memenangkan beberapa penghargaan bergengsi tingkat dunia, seperti Palme d’Or pada Festival film Cannes dan penghargaan Oscar untuk Film Terbaik. Dalam ajang Academy Awards 2020, Parasite merupakan film pertama berbahasa asing (selain bahasa Inggris) yang berhasil memenangkan kategori Best Picture. Penghargaan ini tentunya menjadi salah satu momen bersejarah sinema Korea di tingkat internasional. 

Bong Joon-ho dikenal sebagai sutradara, penulis naskah, dan produser film yang berasal dari Korea Selatan karena karyanya yang mengangkat isu global dengan penyajian visual yang khas. Beberapa karya apiknya adalah “Memories of Murder” (2003), “The Host” (2006), “Mother” (2009), “Snowpiercer” (2013), “Okja” (2017), dan “Parasite” (2019). Bong mencapai titik tertingginya pada film “Parasite” dengan mengukir sejarah sebagai film pertama tidak berbahasa Inggris yang meraih penghargaan Best Picture Oscar.

Dilansir dari situs web kapanlagi.com dengan judul “Seleb Korea dengan Bayaran Termahal di Drama 2023 - 2024, Ada Duo Kim QUEEN OF TEARS Dapat Miliaran Per Episode”, aktor dengan bayaran tertinggi adalah Kim Soo Hyun dengan total 9,3 miliar Won per episode “Queen of Tears”. Daya tariknya mampu menjamin popularitas sebuah drama, sehingga Kim Soo Hyun menjadi aktor yang mampu meraih angka bayaran menjulang di industri hiburan Korea Selatan. 

Kelebihan dari industri film Korea Selatan ditunjukkan dari kreativitas dan inovasi. Hal ini dapat dilihat dari film dengan judul “The Handmaiden” (2016) yang menggabungkan beberapa genre yaitu thriller, drama, dan erotika. Selain itu, alur cerita yang disajikan juga mampu memberikan kejutan kepada penikmat film ini dengan beberapa plot twist yang ada. Film ini mengeksplorasi tema pengkhianatan, cinta, dan kepercayaan yang menantang pemikiran penonton sehingga menciptakan kesan yang melekat di ingatan. The Handmaiden adalah salah satu film yang cukup berani dalam mengeksplorasi tema LGBTQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, dan Queer) yang mungkin masih menjadi hal tabu bagi sebagian orang. Namun film ini berhasil meraih penghargaan BAFTA Award untuk Best Film Not in the English Language pada tahun 2018.

Salah satu produk dari industri hiburan Korea Selatan adalah drama Korea. Dilansir dari CNBC dari situs web cnbcindonesia.com dengan judul “Jangan Terkecoh, Ini 10 Sisi Kelam Kehidupan di Korea Selatan”, para artis dan kru mengejar target penyelesaian produksi drama hingga lembur dan kekurangan waktu istirahat. Kekurangan ini diungkapkan oleh adik dari asisten sutradara yang mengakhiri hidup pada tahun 2016 akibat tekanan kerja yang tinggi dan jam kerja berlebih. Selain itu, tuntutan terhadap para aktor dan aktris untuk selalu menjadi panutan memunculkan adanya cancel culture. Jika ada tokoh publik yang melakukan kesalahan dan menimbulkan kontroversi maka akan dihilangkan dari dunia hiburan. 

Referensi:

Amira. 2024. Seleb Korea dengan Bayaran Termahal di Drama 2023 - 2024, Ada Duo Kim QUEEN OF TEARS Dapat Miliaran Per Episode. Kapanlagi.com. Diakses dari https://www.kapanlagi.com/korea/aktor-dan-aktris-korea-dengan-bayaran-termahal-di-drama-yang-mereka-perankan-2023-2024-ada-duo-kim-queen-of-tears-yang-dapat-bayaran-miliaran-rupiah-per-episode-e6a740.html?page=2n, pada tanggal 15 September 2024

Hasibuan. 2022. Jangan Terkecoh, Ini 10 Sisi Kelam Kehidupan di Korea Selatan. Cnbcindonesia.com. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20221116111425-33-388465/jangan-terkecoh-ini-10-sisi-kelam-kehidupan-di-korea-selatan,  pada tanggal 15 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun