Mohon tunggu...
Celia Nova Felicity
Celia Nova Felicity Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Indonesia College Student

When there is a will, there is a way.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Paus Sperma (Physeter macrocephalus), Paus dengan Gigi dan Otak Terbesar di Dunia

18 Desember 2021   14:45 Diperbarui: 28 Desember 2021   01:04 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Morfologi Paus Sperma.

Sumber: https://animalsoftheworld.info/mammals/sperm-whale/

Morfologi 

Paus sperma (Physeter macrocephalus) adalah paus dengan gigi dan otak terbesar dibandingkan hewan lainnya. Spesies ini adalah yang paling dimorfik seksual di antara semua cetacea. Panjang maksimum tubuh paus sperma betina dan jantan masing-masing sekitar 12 m dan 18 m. Tubuh paus sperma berwarna coklat tua keabu-abuan dengan warna perut lebih terang. Rahang bawah berbentuk Y memiliki sekitar 20 gigi dan berwarna putih. Ciri menonjol dari spesies ini yaitu hidung berbentuk persegi di kepala yang berisi organ spermaceti yang terlibat dalam produksi suara. Kepala paus sperma berukuran sekitar seperempat hingga sepertiga dari ukuran tubuhnya. Blowhole terletak di sisi kiri ujung kepala. Sirip punggung paus sperma tebal dan membulat.

Distribusi 

Paus sperma tersebar di seluruh dunia di laut tropis, sedang dan subpolar di kedua belahan bumi. Di Atlantik Utara, tempat berkembang biaknya dianggap sebagai cekungan yang dalam (umumnya melebihi 1.000 meter) yaitu Laut Karibia dan Teluk Meksiko di sisi barat, dan di sekitar Azores di Atlantik tengah hingga Laut Mediterania dan Afrika Barat Laut. Paus sperma betina dewasa tetap bersama anak-anaknya di perairan tropis hingga hangat sepanjang tahun, sedangkan selama musim panas, paus sperma jantan berkeliaran di wilayah yang jauh lebih luas dan berpindah ke lintang yang lebih tinggi, termasuk perairan Arktik di sekitar Greenland, Islandia, dan Spitsbergen. Paus sperma menghuni wilayah laut dalam dan jarang muncul di landas kontinen. Di perairan pesisir Eropa Utara, paus sperma muncul terutama pada bulan Juli dan Desember.

Distribusi Paus Sperma di Dunia. Sumber: https://www.fisheries.noaa.gov/species/sperm-whale
Distribusi Paus Sperma di Dunia. Sumber: https://www.fisheries.noaa.gov/species/sperm-whale

Distribusi Paus Sperma di Dunia.

Sumber: https://www.fisheries.noaa.gov/species/sperm-whale

Makanan 

Makanan utama paus sperma adalah cumi-cumi besar. Paus sperma jantan yang lebih tua cenderung mengambil mangsa yang lebih besar daripada betina dan jantan yang lebih muda. Kebanyakan mangsa cumi-cumi berkisar antara 0,2 hingga 1 meter. Cephalopoda lain seperti gurita bentik, dan ikan demersal berukuran sedang hingga besar seperti pari, hiu, dan banyak teleostei juga menjadi makanan paus sperma. Di lintang tinggi, makanan paus sperma jantan dapat terdiri dari 67—98% ikan. Konsumsi makanan harian paus sperma diperkirakan sekitar 3,0—3,5% dari total berat badan.

Indra

  • Organ spermaceti and melon

Di atas tengkorak paus sperma terdapat sebuah kompleks besar organ yang berisi campuran cairan lemak dan lilin yang disebut spermaceti. Kompleks ini dapat menghasilkan suara klik yang kuat dan terfokus. Paus sperma menggunakan suara ini untuk ekolokasi dan komunikasi. Spermaceti di bagian inti organ memiliki kandungan lilin yang lebih tinggi dibandingkan bagian luar. Kecepatan suara dalam spermaceti adalah 2.684 m/s (pada 40 kHz, 36°C), yaitu hampir dua kali lebih cepat daripada minyak dalam melon lumba-lumba.

Anatomi Organ Paus Sperma di Kepala. Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Sperm_whale
Anatomi Organ Paus Sperma di Kepala. Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Sperm_whale

Anatomi Organ Paus Sperma di Kepala.

Sumber: Whitehead, H. 2003. Sperm Whales: Social Evolution in the Ocean

  • Mata dan penglihatan

Mata paus sperma tidak berbeda jauh dengan mata paus bergigi lainnya kecuali dalam ukuran dimana matanya merupakan yang terbesar di antara paus bergigi, dengan berat sekitar 170 g. Kornea berbentuk elips dan lensa berbentuk bola, serta tidak ada otot siliaris. Koroid sangat tebal dan mengandung tapetum lucidum fibrosa. Menurut Fristrup dan Harbison (2002), mata paus sperma memberikan penglihatan yang baik dan kepekaan terhadap cahaya. Mereka menduga bahwa paus sperma memburu mangsanya dengan mendeteksi siluet dari bawah atau dengan mendeteksi bioluminesensi.

Siklus hidup 

Paus sperma dapat hidup selama 70 tahun atau lebih dengan mengembangkan strategi reproduksi K. Paus sperma betina menjadi subur pada usia sekitar 9 tahun. Betina yang matang secara seksual melahirkan setiap 4 hingga 20 tahun sekali (tingkat kehamilan lebih tinggi selama era perburuan paus). Paus sperma jantan menjadi dewasa secara seksual pada usia 18 tahun. Setelah mencapai kematangan seksual, jantan akan berpindah ke lintang yang lebih tinggi, dimana airnya lebih dingin dan makanan lebih produktif sedangkan paus sperma betina tetap berada di garis lintang yang lebih rendah.

Perilaku sosial 

Paus sperma jantan yang hidup di lintang yang lebih tinggi telah digambarkan memiliki organisasi sosial yang lemah. Namun, ada kecenderungan sesekali untuk membentuk kelompok dan mencari teman sejenis lainnya. Sementara, paus sperma betina, individu muda dan anak paus dari kedua jenis kelamin hidup dalam unit sosial. Unit-unit ini memiliki rata-rata sekitar 11 individu yang hidup dan bepergian bersama selama beberapa tahun. Paus sperma juga bersosialisasi dan berkumpul dengan spesies lain yang tidak termasuk dalam unit sosialnya. Untuk pengenalan kelompok atau individu, paus sperma menggunakan komunikasi akustik dan perilaku sosial mereka berkaitan erat dengan produksi klik koda. Koda telah dikaitkan dengan penguatan kohesi kelompok.

Ancaman dan status konservasi 

Paus sperma dilindungi hampir di seluruh dunia, meskipun catatan menunjukkan bahwa dalam periode 11 tahun sejak tahun 2000, Jepang telah menangkap sebanyak 51 paus sperma. IUCN Redlist memasukkan paus sperma ke dalam kategori vulnerable. Saat ini, banyak ancaman bagi keberadaan paus sperma, seperti tumpahan minyak dan kontaminan, terjerat dalam alat tangkap, perubahan iklim, pencemaran sampah di laut, dan lain-lain. Paus sperma dapat terjerat dalam berbagai jenis alat tangkap, termasuk tali perangkap, panci, dan jaring insang. Efek perubahan iklim dan oseanografi pada paus sperma berpotensi mempengaruhi habitat, perilaku migrasi, dan ketersediaan makanan paus sperma. Peningkatan suhu global diperkirakan akan berdampak besar pada ekosistem Arktik dan subarktik.

Paus sperma yang mati akibat sampah plastik di Pulau Sardinia, Itali.Sumber: https://www.intelligencer.ca/news/world/sperm-whale-found-dead-in-italy-w
Paus sperma yang mati akibat sampah plastik di Pulau Sardinia, Itali.Sumber: https://www.intelligencer.ca/news/world/sperm-whale-found-dead-in-italy-w

Daftar Pustaka

Evans, P.G.H. 1997. Ecology of sperm whales (Physeter macrocephalus) in eastern north atlantic, with special reference to sightings & strandings records from british isles. Biologie 67: 37—46.

Fristrup, K.M. & G.H. Harbison. 2002. How do sperm whales catch squids? Marine Mammal Science 18(1): 42—54.

Roman, J., J.A. Estes, L. Morissette, C. Smith, D. Costa, J. McCarthy, J.B. Nation, S. Nicol, A. Pershing & V. Smetacek. 2020. Whale as marine ecosystem engineers. Frontiers in Ecology and the Environment 12(7): 377—385.

The Intelligencer. 2019. Sperm whale found dead in Italy with 22 kg of plastic in its belly echoes waste threat to sea life. https://www.intelligencer.ca/news/world/sperm-whale-found-dead-in-italy-with-22-kg-of-plastic-in-its-belly-echoes-waste-threat-to-sea-life/wcm/ca35d176-8753-4802-a62b-5676e37aa95d. 1 hlm. Diakses pada 17 Desember 2021 pk. 19.31 WIB.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Sperm Whale. https://www.fisheries.noaa.gov/species/sperm-whale, 1 hlm. Diakses pada 17 Desember 2021 pk. 23.50 WIB.

Whitehead, H. 2003. Sperm Whales: Social Evolution in the Ocean. The University of Chicago Press, London: xxiii + 417 hlm.

Würsig, B. 2019. Ethology and Behavioral Ecology of Marine Mammals. Ethology and Behavioral Ecology of Odontocetes || Sperm Whale: The Largest Toothed Creature on Earth., 10.1007/978-3-030-16663-2(Chapter 12), 261–280. doi:10.1007/978-3-030-16663-2_12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun