Pada hakikatnya moderasi berdakwah adalah mengajak atau menyeru seluruh umat manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta berbuat amar ma'ruf dan nahi munkar, dengan bersikap atau memiliki sudut pandang yang senantiasa berusaha mengambil sudut pandang tengah. Dan apabila dikaitkan dengan digital untuk mengambil hati umat guna memperbaharui peradaban dalam berdakwah. Usaha melakukan dakwah di nilai perlu bertransformasi, menyebarkan moderasi tidak hanya sekedar melalui offline seperti ke masjid atau mendatangi tempat-tempat tertentu untuk berdakwah, tetapi juga perlu melalui ruang digital, dengan demikian hal ini akan mencapai masyarakat luas.
 Seperti yang telah disampaikan oleh Oman Fathurrahman bahwa ciri kehidupan sosial di era Revolusi Industri 4.0 yang serba digital perlu di pahami para pemuka agama dan pendakwah. Cara masyarakat mencari sumber pengetahuan agama kini telah bergeser ke era digital dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai salah satu cara dalam berdakwah agar mencapai masyarakat luas, akan tetapi peras masjid sebagai tempat dakwah juga penting karena masjid-masjid yang berada di lingkungan kita masih wajib tetap di hidupkan untuk tempat berdakwah, pengajian atau sebagai TPA (tempat pengajian anak --anak).
 Oleh karena itu meskipun sudah ada kemajuan di bidang teknologi, kita harus tetap melakukan dakwah secara langsung dengan bertemu dalam suatu majelis-majelis. Akan tetapi di era digital ini , mengajar atau menyampaikan tentag ajaran agama islam ini bukan hanya bisa dilakukan oleh ulama, akan tetapi dengan seiring perkembangan zaman banyak orang yang paham akan teknologi banyak orang yang memanfaatkanya sebagai media dakwah oleh karena itu semua orang bisa menyampaikan apa saja tentang apa yang ingin mereka smpaikan, dan masyarakat sekarang tidak hanya mengandalkan ulama sebagai sumber satu-satunya untuk mendpatkan pengetahua agama. Akan tetapi masyarakat bisa mencari sumber ilmu pengetahuan agama melalui televisi, radio, google, youtube, dan bahkan banyak anak muda yang ingin berceramah dapat memanfaatkan media sosial seperti instagram, tik tok, youtube dan lain sebagainya. Hal ini juga dapat menajdi sebuah nilai positif bagi anak muda dalam berdakwah, sehingga ilmu yang mereka sampaikan dapat mencapai masyarakat luas.
 Jika kita teliti bahwa trend menggunakan media sosial di Indonesia saat ini telah mencapai 191 juta pada Januari 2022. Jumlah itu naik 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi karena meningkatnya pengetahuan masyarakat Indonesia di era digitalisasi. Perkembangan teknologi ini juga merubah cara seseorang dalam berkomunikasi, saat ini hampir semua orang menggunakan internet, bahkan hal ini dilakukan dari berbagai kalangan baik dari usia paling muda ke usia paling tua, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang bisa mengoperasikan gadget untuk terjun ke media sosial.
 Inilah mengapa bahwa media sosial juga dapat berpengaruh dalam berdakwah, karena di zaman sekarang banyak orang yang cenderung lebih suka memainkan gadgetnya untuk berselancar di media sosial, karena di dalam media sosial sudah disajikan banyak berbagai informasi, baik itu tentang berita politi, berita tentang kenaikan sembaka dan BBM, bahkan media sosial juga menyajikan video-video ceramah yang dapat kit pelajari tanpa harus langsung datang ke majelis-majelis ilmu. Akan tetapi, hal ini juga harus kita saring mana yang baik dan buruk untuk kita pelajari, agar apa yang kita lihat bisa membawa dampak positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H