"Maaf Bu, apakah pengering rambut terbawa dalam koper?"
Tamu itu keheranan. Agar antrean check-out tidak mengular, resepsionis mengajaknya menepi.
"Maksudnya?" tanyanya, gugup.
Ia langsung membuka 2 koper dan tasnya. Kikuk, padahal hanya mereka bertiga saja.
Satu per satu barang dikeluarkan. Dahinya berkerut tanda penuh tanya.
Tak lama, aha! Ini dia yang dicari, moncong hairdryer muncul di koper merah, di bawah timbunan pakaian. Putrinya yang menyimpan, katanya.
Hair dryer hotel disangka milik ibunda. Ah, si putri bikin malu!
Pemeriksaan di resepsionis hotel saat check-out, itu hal biasa, meski tak seketat proses security check point di bandara. Kondisinya disesuaikan, dilakukan oleh staf hotel yang kekeluargaan.
Hotelier pun cerdik, model pengering rambut akhirnya beralih menggunakan hairdryer yang menempel permanen di tembok.
Pengalaman Bu Nena mengawali tulisanku, menjawab pertanyaan Kompasianer Ragu Theodolfi seputar amenities kamar. Dengan senang hati, saya pun tertarik mengupasnya.