Pemesanan kamar, sejauh sentuhan jari-jari di gawai. Menginap di hotel menjadi sangat mudah, praktis dan ekspres.
Namun kita kerap mendengar kabar tak menyenangkan.
Saya teringat kejadian lampau, saat para tamu rebutan kamar tersebab permintaan pasar melebihi room availability.
Sabtu, pukul 04:00 sore, saya dan Kris dalam diskusi kecil di restoran.
Usai diskusi, jadwal Kris keliling area hotel pada jam-jam sibuk. Saya? sesekali menyapa tamu-tamu setia di lobi.
Dari kejauhan tampak 2 anak remaja di lobi. Keduanya mengundang perhatianku dan Kris, sang duty manager.
Mereka asyik ngobrol. Sesaat obrolan serius, sekejap sibuk dengan gawainya tapi gak pernah ketawa-ketiwi.
Enam puluh menit berlalu, kami hampiri. Bukan menyelidik, tapi sekedar ingin tahu, siapa gerangan yang ditunggu, barangkali perlu bantuan.
"Kami menunggu Bang Japar, Bu", jawab pria berambut pirang.
"Minggu lalu, saya beli voucer di Facebook, orangnya mau kirim voucer ke sini. Saya boleh check-in duluan gak, Bu?", ujarnya.
"Kalau sudah booking, ada voucernya, ya boleh aja", jawabku enteng.