Tarik menarik antara untung dan rugi selalu muncul di muka.
Biro wisata akan bersaing di pasar online. Transportasi online yang eksis akan berada di atas angin. Para sopir ojol lebih sibuk.
Pemda mesti cermat bagaimana mengurai kemacetan menumpuk di ruas jalan kota Bandung, kalau tak diantisipasi mulai sekarang.
Januari lalu, saya ke Bandung. Harga transport antar kota, city trans IDR 190k. Single seat dilengkapi AC, charger hp, air mineral 600 ml. Nyaman saja layaknya mobil pribadi.
Bila dibandingkan harga kereta cepat seperti diberitakan Kompas, yaitu terendah IDR 150k dan tertinggi IDR 350k, akankah KCJB menarik market penumpang city trans?
Kemungkinan terbesar, dampak bagi bisnis transport antar kota Jakarta - Bandung, jumlah penumpangnya akan berkurang.
Tetapi city trans, day trans akan tetap bertahan karena sudah terjalin hubungan mesra dengan para pelanggan.
Seperti hotel-hotel yang memiliki pelanggan setia.
Karena itu penyedia jasa transportasi mobil Jakarta -- Bandung, tak perlu galau. Tingkatkan saja kebersihan mobil, kualitas mobil dan pelayanan profesional sang sopir.
Dengan jarak tempuh singkat ke Bandung ber-KCJB, paling tidak saya ingin turut merasakan kenyamanan naik kereta cepat di negeri sendiri.
Memang bukan ekonomi instan mengembangkan bisnis transportasi ini, pun tidak instan menembus harapan, namun rencana strategis perlu disusun mulai sekarang agar segala sesuatunya berjalan lancar.