Saya tertarik kisah tamu dalam Check-in Hotel "Sat-set" Tanpa Drama, ulasan Kompasianer Widi Kurniawan pada lomba menulis seputar check-in di Hotelier Writers.
"Tadi saya cek di aplikasi harganya beda, lebih murah kok", begitu komentar walk-in guest.
Walk-in guest, artinya tamu check-in langsung ke hotel tanpa melakukan pemesanan kamar terlebih dahulu. Tamu ujug-ujug datang.
"Go show aja yuk!". Artinya ajakan untuk datang langsung. Namun jarang disebut go show guest.
Saat Reita walk-in, kok harga kamar lebih mahal dari online travel agent (OTA)? Padahal tadi pagi harga di online cukup murah.
Traveloka, Tiket.com, Agoda, Booking.com, dan teman-temannya itu dari market online. Disebut online travel agent karena memang sebagai agen hotel.
Reita tak nyaman juga di depan kaunter resepsionis, bertanya, kadang debat ringan perihal harga. Tamu yang antri bisa saling bisik, "Yah, gitu aja jadi masalah".
Ketika saya check-in di salah satu hotel berbintang 4 di Batam. Saya minta harga lebih murah dari OTA, kok dijawab, "Maaf Bu, gak tembus harganya".
Apa arti 'gak tembus? Saya menebak, ya kalau mau booking via OTA, silahkan saja, tapi tak bisa dipakai walk-in. Weleh.
Paham harga agar tak kecewa
Dalam marketing hotel kita mengenal rate structure atau rate grid. Harga-harga disusun sedemikian rapi sehingga tidak saling bertabrakan antar market segmentation.