"Dik, tadi siang saya minta bantal diganti. Sampai saya kembali, belum juga diganti. Gimana nih hotel?" pinta Bu Rena, ketus.
"Kamar nomor berapa Bu?" tanya resepsionis
"208, segera ya. Dari tadi saya tunggu, gak muncul juga!" ia melengos sambil menggendong si kecil.
Bu Rena baru saja check-in. Bantal di kamarnya bau apek. Merasa tak nyaman, ia menelpon petugas hotel agar diganti.
Dari jauh beberapa resepsionis sibuk melayani antrian tamu. Sore itu pukul 16:18, tamu yang check-in masih antri. Mungkin berharap, check-in sore hari, kamar sudah siap. Ternyata...
Dering telpon di resepsion nyaring terdengar. Suasana bertambah hiruk pikuk, baru saja kedatangan rombongan turis dari Thailand.
Belum tuntas masalah bantal apek, muncul Mr. Roger. Pria setengah baya dari Australia ini menginap 5 malam, diutus dari perusahaannya. Ia check-in jam 15:00. Selang tak berapa lama, ia kembali ke lobi.
"Miss, can you change it right now?" sambil menunjukkan foto tirai pembatas di kamar mandi yang bernoda hitam.
Saya membaca isi hatinya, wah gimana nih perusahaanku kok kasih hotel kayak gini?