3. Mengukur mental tangguh. Tamu baperan, terbawa joking atau fun?
4. Kesempatan mencari konten, mengunggah video/photo di media sosial, mengundang banyak komentar, menambah follower.
Para karyawan guests contact yang belum menikah, berhati-hati. Bertutur kata sopan saat ngobrol dengan suami/istri, anak. Anggap saja latihan sinetron di tempat kerja. Jago akting. Buang dulu sifat judes dari atmosfer horor itu.
Restoran berkonsep jutek ini pertama kali berdiri di Sydney pada Oktober 2021. Secara kultur orang asing dengan Indonesia jauh berbeda. Ketika konsep itu dipraktekkan, anda yakin kita tak terpancing ikut-ikutan gaya diluar tata krama tanpa sentuhan hospitality itu?
Zaman berubah. Itulah bisnis. Tampil dengan warna-warni konsep marketing sesuai peradaban. Tiga tahun mendatang, mungkin akan terdapat model yang lebih horor lagi. Sesuatu yang dianggap tabu faktanya terjadi. Dulu dianggap absurd, kini ngetren.
Telah banyak ragam konsep manajemen di berbagai restoran dalam dan luar negri dalam menarik pengunjung, tetapi masih dalam koridor hospitality. Yang satu ini? Sila anda menilainya. Memang marketer food & beverages harus selalu mencari terobosan baru supaya populer dan laku.
Di Taiwan, terdapat restoran berarsitek toilet. Wadah makanan, model jamban, gelas bentuknya seperti tempat pipis pria. termasuk makanan yang disajikan seperti (maaf) faeces, seakan anda berada dalam kamar mandi. Bagi sebagian tamu, pasti hilang selera. Nyatanya para pengunjung menikmatinya. Hehe..
Konsep marketing di restoran yang ngomel-ngomel tadi memang menarik banyak peminat. Easy come easy go, mudah-mudahan tak terjadi. Kita lihat saja. Bisnis food & beverages memang selalu menuntut gebrakan yang kreatif, inovatif agar tetap langgeng.
Salam hospitality!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H