Mengapa konsep ini muncul dengan gaya yang dianggap tabu selama ini?
1. Should be different. Sesuatu yang berbeda, pasti cepat melejit, booming, bombastis, tak perlu banyak iklan. Sekali shot video menjadi tools marketing yang ampuh, jitu dan instan. Upaya terus menerus merekam video, photo-photo di media online, follower ikut terpancing, penasaran.
2. Target market jelas. Pasarnya anak-anak muda, eksekutif muda, pencari konten di media sosial, kumpul bareng usai jam kerja. Sekedar mencari pengalaman, coba sana, coba sini.
3. Konsep tabu, aneh. Jutek, judes, marah-marah, hanyalah akting. Manajemen harus selektif. Bayangkan jika si waiter dengan tampang manis, imut-imut, yang wajahnya tampak selalu senyum walau cemberut, tapi dituntut judes. Duh, gak kena feel-nya.
4. Di zaman kiwari yang segalanya serba ngeri-ngeri sedap, konsep agak miring, sekalipun menyimpang akan melejit dan ngetrend. Demikian meneropong jauh bahwa konsep ngomel-ngomel ini akan terus digemari pengunjung.
Apalagi melihat target mereka ialah usia produktif, kebanyakan persona yang suntuk dan cari sensasi. Aha.
Kebijakan manajemen melarang cemoohan atau menyinggung SARA. Pantun berbalas yang menyentuh soal fisik, dilarang. Perang mulut sepertinya diperbolehkan, namun inipun tidak menyentuh fisik, agama, seks.
Yang Norak Cepat Terkenal
Mau tahu alasan tamu antri hingga waiting list pada akhir pekan?
1. Restoran baru selalu menimbulkan keingintahuan. Apalagi setelah viral di berbagai media, publik dibuat penasaran.
2. Mencicipi cita rasa makanan. Mencocokkan janji promosi dengan prakteknya. Jika dalam suasana dijutekin, kualitas makanan buruk, tanda lampu merah! Ini tantangan manajemen agar tidak terpuruk.