"Belum banyak kunjungan bisnis. Kami sibuk dengan pekerjaan rutin saja. Ibulah tamu pertama yang berkunjung kemari." Saya tersenyum.
Menjajaki market setelah masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), itulah tahap awal yang kulakukan. Blusukan agar paham situasi dan keadaan pasar secara langsung.
"Mba, Mba, jalan di jalur pedestrian ya!" ujar seorang sekuriti bersepeda menghampiri. Kami terlena berjalan di bawah pepohonan rindang saking sepinya.
Lobi yang hiruk pikuk, tamu berseliweran sebelum pandemi, kini tampak lengang. Biasanya marketing hotelier berkelintaran. Tak jarang kami jumpa di lobi gedung bahkan berpapasan di elevator.
Suasana kini jauh berbeda, menjelang waktu makan siang hanya beberapa karyawan saja di caf-caf.
"Tolong ditunjukkan scan-nya ya," Pak satpam tak segan menegur tamu yang langsung masuk lobi tanpa menunjukkan scan QR Peduli Lindungi.
Benar gak sih bisnis mulai bangkit?
Seorang kenalan menawarkan posisi di unit hotel. Penawaran mulai gencar tapi bayarannya belum cocok. Besaran gaji tetap, bahkan meningkat tapi hal itu sebatas yang tercantum pada surat perjanjian yaitu dengan klausul "Jika kondisi telah pulih, gaji akan dibayar penuh".
Jadi yang tersurat dalam perjanjian membuat semangat berapi-api. Namun jumlah take home pay menurun. Hehe..
Tiada yang salah. Kedua pihak sepakat, siapapun yang ingin direkrut harus punya nyali. Contohnya bentuk perjanjian di luar kebiasaan. Terima saja, toh persaingan kian ketat.
Setelah 3 tempat kusinggahi, kami makan siang di salah satu restoran di kawasan Blok M. Tak diduga, pengunjung memenuhi di restoran yang cukup luas itu. penuh! Pengunjung antri menunggu kursi kosong. Waktu menunjukkan 13:30.
Hari berikutnya, gak asyik jika hanya mendatangi 3 gedung. Saya pergi memilih bertaksi. Syukurlah, sang sopir ramah, baik hati dan dapat diajak bertukar pikiran.