Tak pantang menyerah, kami selalu mengejar pimpinan dan pembuat keputusan. Bersama 2 kolega, kami mengintai rumah langganan. Namanya Pak Dude. Meninggalkan hutang Rp 188 juta.
Sebenarnya hal ini murni kesalahan instruksi komandan. Namun apa daya, inilah kerja tim.
Pak Dude, pelanggan baru itu memberi jaminan tidak tertulis, tanpa surat penjamin. Hotel sangat percaya, di belakang layar Dude pun dekat dengan seorang pesohor.
Waktu berlalu, pihak hotel tak sadar mitra bisnis ini dalam kondisi terseok-seok. Finansial macet, Bung!
Tibalah masa berkejar-kejaran karena Dude selalu mangkir ke luar kota. Ia mulai tidak jujur.
Kemudian pengintaian dilanjutkan ke rumahnya. Kami menjadi intel selama 2 minggu. Ah.
Kisahnya menjadi sorotan sejarah bagi hotel sepanjang berdiri. Perjuangan panjang, pantang bosan, akhirnya hutang dibayar walau dicicil selama 8 bulan.
Buah durian, buah manggis. Keduanya dilarang masuk hotel. Beda persona, beda pula kisah dan strategi menagih hutang.
Namun ada beberapa tip agar diingat:
1. Seluruh data secara histori lengkap baik dokumen asli, invoice, maupun dalam file.
2. Kesabaran ekstra untuk selalu berkomunikasi.
3. Bila tetap tak dapat dihubungi, cari tahu kepada Pak RT saja agar dibolehkan mengintai.
4. Pantang menyerah dan bosan. Tagih terus menerus.
5. Pergunakan dengan kata-kata pedas, tajam bagai silet, bukan dengan kata-kata kasar.
Misalnya "Masakan Bapak gak mampu bayar. Rumah bapak aja mentereng begini. Saya dipotong gaji lho, kalau bapak gak bayar."
"Kalau hutang gak tuntas, kami akan tetap menunggu di luar rumah sampai bapak bayar. Anggap saja piket." Kira-kira begitulah.
6. Jangan menggunakan tindakan fisik.
7. Menjunjung tinggi profesi.
Jika kita menerapkan langkah di atas tapi ia tetap kepala batu, serahkan pada pihak berwajib yang artinya anda relakan hutang tak terbayar.