Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seputar Losmen yang Dikelilingi Melati

12 Agustus 2021   13:25 Diperbarui: 12 Agustus 2021   13:30 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber bidik layar komentar di Kompasiana - Patter.

"Hotel melati itu bintang berapa, samakah dengan losmen?"

Pertanyaan itu datang dari Kompasianer, Pak Sirpa, di kolom komentar " Melati Untuk Ibu Hennie Triana dan Ibu Nana Marcecilia".   Masih tentang hotel melati.

Dengan senang hati saya menjawab..

Sekitar tahun 1980, saya sempat menyaksikan tayangan drama berseri "Losmen" di TVRI. Tayangan asli.

Saya masih di sekolah dasar saat itu, tapi ikut-ikutan nonton bersama keluarga. Maklum saluran TV cuma itu satu-satunya.

Asyik juga nonton drama itu. Lakonnya ada Bu Broto diperankan Mieke Widjaya, Mang Udel, Mathias Muchus, dll.

Sekilas cerita, losmen Bu Broto yang tadinya ramai tamu tetiba sepi. Pasalnya losmen tumbuh bak cendawan selepas hujan, banyak muncul losmen baru.

Bu Broto pasang strategi. Pemilik dan keluarganya harus tampil beda. Mereka melayani lebih ramah daripada pemilik losmen lain.

Hebatnya pada zaman itu penonton sudah mendapat pelajaran tentang dasar hospitality, yaitu keramahtamahan. Tamu-tamu Bu Broto dianggap keluarga.

Strategi ini menjadikan losmen Bu Broto paling laku. Tamu senang menginap di tempatnya. Suasana kekeluargaan. Tamu disambut hangat. Losmen Bu Broto jadi terkenal.

Bumi berputar, zaman beredar. Wujud losmen bergeser. Begitu mudahnya menginap di losmen. Bahkan tanpa embel-embel KTP pun bisa langsung check-in.

Penggunaan losmen diselewengkan. Tamu sekadar numpang lewat. Satu, dua jam bisa transit.

Contoh losmen. (sumber bidik layar Traveloka)
Contoh losmen. (sumber bidik layar Traveloka)

Bayarannya sangat murah. Harganya mulai dari Rp 79.000 hingga termahal Rp 112.000 per malam. Harga ini berlaku di zaman kiwari.

Prosedur check-in gampang. Datang langsung (go show), tanya kesediaan kamar lalu check-in. Bila kamar penuh, tamu disuruh menunggu beberapa menit saja.

Pergantian waktu check-in dan check-out tidak berstandar. Sprei, sarung bantal dekil.

Nah, tersebab murahnya kamar dan prosedur check-in yang super easy, pekerja seks komersial (PSK) mulai melirik losmen.

Pemilik perlu duit, PSK perlu duit. Akhirnya peluang terbuka bagi PSK untuk bekerja sama dengan pemilik losmen.

Citra losmen tercoreng. Konotasinya negatif. Padahal  banyak pemilik losmen yang berakhlak, tetap  turut aturan. Pantang dipakai tempat prostitusi.

Losmen termasuk kelas hotel melati (ilustrasi Pixabay gratis)
Losmen termasuk kelas hotel melati (ilustrasi Pixabay gratis)

Losmen itu salah satu varian dari hotel melati. Varian lain yaitu homestay, guest house, hostel. Sedangkan hotel melati merujuk pada golongan atau kelas.

Ada berapa kelas hotel melati?

1. Melati kelas 1
Minimal harus tersedia 5 kamar. Fasilitas tempat tidur, kursi, meja.

2. Melati kelas 2
Minimal harus tersedia 10 kamar. Fasilitas tempat tidur, meja, kursi, TV, kamar mandi, Restoran.

3. Melati kelas 3
Minimal harus tersedia 15 kamar. Fasilitas tempat tidur, meja, kursi, kamar mandi, AC, TV, restoran, meja resepsionis, lobi.

Kita mengenalnya dengan sebutan penginapan melati.

Begitu sederhana dan mudahnya mendirikan usaha golongan hotel melati ini sehingga penginapan ini nyaris tidak berstandar, apalagi bersertifikasi.

Terlepas dari penggunaan yang menyimpang dari hotel melati, masih banyak kok pemilik yang memiliki budi pekerti baik.

Salah satu cara mengangkat citra buruk losmen

Anda ingat bisnis hasil bentukan Airy?

Staf akan menyambangi hotel-hotel melati. Pemilik diajak berkolaborasi memajukan usahanya.

Losmen menjadi target penjualannya. Melakukan renovasi sekadarnya. Fokusnya terhadap kualitas kamar serta mengubah sistem reservasi. Sarana penampung keluhan pun tersedia guna menaikkan rating.

Kedua pihak bekerjasama saling menguntungkan. Lalu sistem digiring kepada reservasi kamar digital.

Langkah ini baik, guna mengangkat citra hotel melati yang negatif walau keuntungan yang diperoleh susut.

Sejak Mei tahun lalu, Airy tutup permanen. Penggantinya di aplikasi reservasi online lainnya. Sila temukan.

Sumber bidik layar komentar di Kompasiana - Patter.
Sumber bidik layar komentar di Kompasiana - Patter.

Kalau dahulu losmen Bu Broto menjadi teladan harmonisnya hubungan pemilik dan penghuni, kini sistem digital menjadikan tamu lebih individual. Peradaban telah bergeser, meniru ucapan Prof Felix.

Kalau zaman dahulu Bu Broto pakai kebaya dan konde melayani tamu, kini tamu hanya ditemani seorang satpam. Pemiliknya ngumpet di balik layar CCTV.

Kalau dahulu sapaan Bu Broto sebelum check-out, "Kami tunggu kedatangan Bapak/Ibu. Sudilah singgah kembali di lain waktu."

Kini tamu hanya menyerahkan kunci pada satpam. Lalu duduk sambil order taksi online.

Ya, losmen Bu Broto memang menjadi kenangan.

Jadi, sebuah losmen bisa saja berbintang 1, 2 atau 3, tergantung jumlah kamar dan fasilitasnya. Masuk dalam keluarga Hotel Melati.

Semoga tulisan ini menjawab atas pertanyaan Kompasianer, Pak Sirpa. 

Terima kasih dan salam hospitality.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun