Banyak aspek marketing yang dibahas. Bukankah marketing jantungnya perusahaan?
Kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Roller coaster! Sibuk ke luar kota, meeting dengan para pemilik hotel, presentasi, membuat dokumen perjanjian, dsb.
Dua bulan sudah kulalui pekerjaan ini. Saya bertanya-tanya mana janji bos memberikan pengganti Hilary.
"Oh, I think we will forget it. Kita lakukan saja bersama. Kayaknya enak begini deh. Kamu kan sanggup juga mengerjakannya," jawab bos ketika kutanya.
Jadi? Bos takkan merekrut siapapun. Dia akan bantu sebisanya tanpa staf baru. Oh.
Saya bergumul. Resign, jangan, resign, jangan. Doa-doa mulai dipanjatkan. Doaku sederhana, mohon beri sukacita.
Ada saja senda gurau walau penuh tekanan. Venty kedapatan salah pakai sepatu saat meeting di luar kantor.
Sepatu kiri dan kanan beda model. Lol. Dia memang simpan 3 sepatu di ruang kerjanya. Kok bisa? Ya itulah. Linglung karena overload.
Venty mulai mampu beradaptasi. Santai tapi serius. Kami mulai tertawa lagi, ceria.
Suatu ketika, sedang loyo-loyonya, menjelang pukul 17:00, bos memanggilku.
"Ini surat cinta dariku," katanya. Saya tak terkejut, sebab tiada pertanda dia mencintaiku.
"Ya kah?" jawabku santai.