Kejadian itu tidak menciutkan hatinya. Manajemen hotel tetap memasak makanan untuk panti-panti di kota. Bahkan kini porsi makanan berlipat kali ganda.
Tahun demi tahun mengabdi padanya, ia mewariskan sesuatu yang tak ternilai harganya. Harta itu kemurahan hati.
Namun hanya ada satu hal yang tak dapat ditebus. Waktu itu takkan pernah kusia-siakan. Saya undur diri. Sejuta cerita kebaikannya tersimpan di hati, takkan sirna ditelan masa.
"Ren, ini untuk kamu. Kenang-kenangan dari kita," katanya saat memberiku kado perpisahan.
Ada banyak jalan membagi kebaikan. Tidak hanya uang, materi, tapi juga tenaga, waktu dan perhatian.
Di masa pandemi, semakin berlimpah saudara-saudara kita yang memerlukan perhatian. Dari sejuta kebaikan, adakah satu kebaikan tersisa baginya?
Salam hospitality.
Catatan:
* Tulisan ini dalam rangka lomba menulis Sejuta Kebaikan dari Ruang Berbagi.
* Nama-nama pelaku, hotel dan tempat, disamarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H