Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Renita dan Panitia Kurban

20 Juli 2021   08:57 Diperbarui: 20 Juli 2021   08:58 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurban sapi (foto CelestineP)

Hari itu rencana libur Idul Adha kugagalkan. Bos menyuruhku tugas, mengambil alih tanggung jawabnya. Sementara ia pulang kampung ke Jember.

"Ada 11 sapi dan 20 kambing yang mesti kuurus, Ren," jelasnya.

"Ya sudah, saya jaga kandang aja," maksudku jaga di hotel, tempatku berladang.

Pak Deni, bos ku punya puluhan sapi dan kambing di kampungnya. Sanak saudara yang mengurusnya hingga beranak pinak, sementara dirinya selalu berkelintaran di berbagai hotel.

Sebulan lalu, ia mengirimkan foto-foto di ladang saat cuti seminggu. Aku memang bangga punya bos yang rendah hati serta apa adanya.

Tiada yang ditutupi dari kegiatannya selama cuti. Setiap pagi selalu saja ada salam penyemangat dari kata-katanya dan foto-foto dari kampungnya.

Orang tak menyangka, ia yang selalu dekat dengan para pesohor, yang memiliki jabatan puncak di hotel namun tetap bersahaja. Ia cakap melakukan pekerjaan di desa. Mencangkul, menyabit rumput untuk ternak sapi dan kambing peliharaannya.

Jika bos kembali ke hotel, warna kulit menggelap sebagai tanda pulang kampung.

Di tahun berikutnya kala peringatan Hari Idul Adha, Pak Deni tidak pulang kampung.

"Kalau Reni mau balik kampung, sila. Saya giliran jaga warung," katanya.

"Owner sudah kasih 2 sapi, 3 kambing lho, Ren," tambahnya.

"Iyakah Pak?" tanyaku kurang yakin sebab tahun lalu pemilik hotel berkurban seekor sapi dan 2 kambing.

"Nah, kita akan sibuk di hari Idul Adha nanti," jelasnya.

Segan rasanya mengajukan cuti saat jadwal hotel padat. Apalagi 2 sapi dan 3 kambing telah siap dikurbankan. Pasti sangat sibuk.

"Saya sudah sampaikan kepada Owner, hotel kita telah diberi berkah berlimpah. Tengok saja, YTD kita bagus. Hotel kita nomor satu di kota. Apa itu bukan berkah?" seru bos meyakinkanku.

Saya terdiam lalu mengangguk. Inilah waktunya berbuat sesuatu, pikirku.

Kutunda pulang kampung ke Johor Bahru. Kutepis rinduku untuk sementara.

***

Kedua sapi gemuk dan 3 kambing sedang itu kupandangi. Dua hari lagi masa penantian akan berakhir.

Sepulang jam kantor, kupandangi sapi dan kambing itu lalu kuambil foto. Tak apalah, ini sebagai kenangan.

Hari pun tiba. Pagi-pagi sekali, kami telah bersiap. Tikar sudah digelar, banner dipasang. Tempat pemotongan telah siap.

Di tanah lapang luas berumput itu, kami menggelar tikar. Hari masih pukul 06:00, mentari mulai muncul. Di tepian lapang, pepohonan rimbun meneduhi rumput.

Rombongan pemotong kurban telah siap. Panitia sibuk mengambil foto. Aku pun sibuk mengatur seluruh keperluan.

Hotel fully booked semalam. Tamu-tamu mulai turun ke lapang ingin menyaksikan. Mereka, penduduk lokal yang merantau di kota Jakarta, Balikpapan, Samarinda.

Proses pemotongan kurban pun usai. Semua panitia bekerja. Pembagian tugas teratur dan rapi. Tugasku menimbang daging kurban sebanyak 1 kilogram per kantong.

"Setiap 50 bungkus, kita pisahkan ya Ren. Tempatnya di sini," kata Bayu.

"Hitungannya mulai dari awal untuk setiap meja," jelasnya.

Pak Deni memotong-motong daging menjadi bagian kecil. Bayu menaruh daging ke plastik. Aku yang menimbang dan menghitung.

Tak terasa, pukul 11:00, acara hampir usai. Panitia melimpahkan pembagiannya pada Pak RT dan Pak RW.

"4,5,6...... Masih tersisa banyak Pak," saya melapor.

"Begini saja, karena berlebih, kita bagikan RT tetangga. Jadi ada 2 RT terbagi," Perintah Pak Deni.

Khusus panitia diberi jatah 2 kilogram per orang. Seluruh staf yang hadir sebanyak 150 orang, mendapat daging kurban.

"Ren, ini untuk kamu," ujar ketua panitia, Bayu.

Hari itu aku belajar mensyukuri apa yang dapat kuperbuat demi kelancaran acara. Aku memang tak mengurbankan materi, namun kepuasan melayani adalah upah di Hari Idul Adha itu.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 H, saudaraku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun