Keenam, memperhatikan hak dan kewajiban setiap karyawan. Tidak pilih kasih. Jarang ada julukan the golden boy terhadap staf. Semua karyawan berhak sama.
Prinsipnya, yang berprestasi akan diberi penghargaan, yang berhasil, diberi hadiah. Jadi kami berlomba meraih prestasi.
Di perusahaan inilah, kesempatan meraih penghargaan terbuka lebar. Setiap hotelier yang bekerja lebih dari 5 tahun mendapat penghargaan sebuah pin emas berlogo hotel. Bukankah ini suatu kebanggaan tersendiri? Saya masih menyimpan pin emas itu.
Mengenal adat serta kebiasaan mereka saat bekerja bersamanya, menularkan cara kerja efektif terhadap seluruh karyawan. Terutama saling menyemangati. Spirit ini yang menonjol sebagai bagian gaya hidup profesional.
Tiada jalan yang tak berlubang, ada saja kendala Berkarir dimanapun, perilaku terpuji taruhannya, integritas jaminannya. Bekerja dengan kolega dari berbagai kultur antar negara, banyak menularkan hal positif.
Kebiasaan disiplin, teliti, menjadi pola keseharian karyawan di perusahaan multinasional karena itulah tolok ukur seseorang berkecimpung di lingkungan profesional.
Belakangan keinginan mampu berbahasa Perancis pun menggebu pasalnya selalu mendengar itu tak seimbang. Walau belum mahir, setidaknya mampu berinteraksi.
Kisah ini hanya secuil pengalaman di sepanjang perjalanan karirku. Kelihatannya mudah meraih segalanya, tapi di balik layar, perlu daya juang dan tekad kuat mempertahankannya.
Saya pernah dicela tidak serius bekerja karena terlambat masuk kantor gegara pohon tumbang di Jalan Simatupang. Mental baja memang harus dikenakan. Jangan lembek!
Jika benih yang baik, jatuh ke laut menjadi pulau. Sesuatu yang baik, dimanapun tempatnya akan tetap terpuji.
Setelah perpisahan waktu yang lama, suatu ketika, saya jumpa dengan Mr. Smith. Ia mengajak makan siang di hotelnya yang anyar. Seketika kami terbahak saat melihat foto nasi rawon ada di muka daftar menu.