Hari itu, hari pertama Nena masuk kerja. Nena anggota baru tim pemasaran yang lolos tes seleksi.
Hari pertama kerja, mengenalkan kepada seluruh kepala departemen. Terakhir, ia dibawa ke kantor Pak Bryan -- General Manager. Tak lama sekertaris memanggilku kembali.
"Ibu, that's too short!" ujar Pak Bryan. Saya tak mengerti apa maksudnya. Ia mengulang. "Terlalu pendek roknya, Bu. Tolong diingatkan!"
Gegara rok pendek ia bersungut-sungut. Pak Bryan risi melihat Nena memakai rok terlalu pendek. Celakanya tanpa stocking pula. Saya meminta maaf, sungguh, rok pendek itu luput dari perhatianku.
Stocking itu kaus kaki penutup seluruh kaki. Ada warna hitam, warna kulit dan abu-abu. Digunakan untuk ke kantor agar tampil lebih rapi dan menawan.
Kesempatan terjadi bukan hanya ada niat pelakunya, tetapi juga karena adanya peluang. Umumnya staf front liner, pemasaran, berpeluang terkena perbuatan iseng bahkan pelecehan.
Tak pandang bulu, pelecehan dapat menyentuh status, harga diri, martabat, termasuk seksual.
Diantaranya terkait model pakaian kantor. Meski baju seragam dipandang rapi tapi rok pendek nan ketat dapat menjadi penyebab rangsangan seksual.
Seorang kawan, Reita berambut panjang sepinggul, ikal, bercat rambut pirang. Sepintas mirip bintang idol Korea, Yuqi yang ditata ikal. Kami janjian mengunjungi seorang pelanggan di Wisma Pondok Indah.
Hari itu Reita memakai baju jas tapi sayang, dalaman baju Reita berdada rendah. Saya terganggu dengan gayanya yang menjadi pusat perhatian setiap orang.