I don't like Monday, kalimat negatif yang tak asing lagi. Setiap karyawan sudah mafhum. Libur akhir pekan terasa singkat.
Alasan malas bangun pagi di hari Senin disebabkan bayangan tumpukan pekerjaan. Laporan harian selama 3 hari harus siap di meja. Rentetan pertemuan dengan bos hingga janji dengan client atau pelanggan sudah terbayang.
Dua hari bersantai, langsung dihadapkan kesibukan yang luar biasa. Inilah penyebab gairah kerja kendor di hari Senin. Pikiran tegang sehingga menyebabkan tubuh melemah.
Saya iseng menyelisik karyawan yang kerap izin sakit di hari Senin. Alasannya sakit kepala, sakit demam, sakit perut. Sebagian besar hanya sakit di pagi hari, biasanya menjelang siang, tubuh kembali bugar.
Menurut catatan harian ayah saya yang tak sempat dibukukan, persiapan yang baik memulai hari kesibukan ialah gabungan syarat lahiriah dan batiniah, ora et labora. Berusahalah secara manusiawi disertai doa dengan berserah, yakin sepenuhnya.
Pikirkan hal itu setiap kali Anda bangun tidur. Jadikan impian dalam tidur sehingga jiwa Anda terisi oleh cita-cita itu. Perasaan itu terletak di alam bawah sadar sehingga selalu ada gairah untuk memulai hari.
Kisah nyata akibat sakit
Karyawan yang sering izin sakit, masuk dalam penilaian tim appraisal. Berhati-hatilah menggunakan surat keterangan sakit. Setiap tindakan berkonsekuensi, lho.
Catatan kesehatan karyawan menjadi track record selama Anda bekerja. Tubuh dan jiwa yang sehat menunjang semangat kerja. Sebaliknya, jika tubuh letoi, berolahragalah untuk kesegaran jasmani.
Dalam tim kerja yang kompak, seorang anggota yang absen akan digantikan kolega lainnya. Siapa yang akan menangani pekerjaannya, bukan halangan. Pimpinan mengambil alih sementara.
Karena seorang kawan yang sakit, kolega pun terkena limpahan pekerjaan. Kadang terkena imbas komplain dari client atau pelanggan.
Siapa yang tak pernah sakit, walau hanya sakit flu atau batuk? Meski terpaksa hadir di kantor, nyatanya dapat menularkan kepada orang-orang di sekitar apalagi di masa pandemi.