Siang itu di bandara keberangkatan hiruk pikuk. Saya membawa 2 koper besar, tas di bahu, belum lagi oleh-oleh yang baru dibeli.
Kulihat seseorang melambai-lambaikan tangan. Ow, dia mantan bos puluhan tahun lalu. Kuhampirilah tapi dirinya tergesa-gesa. Ah, kuselipkan saja kartu nama ke dalam tas kecilnya karena kedua tangannya pun penuh barang bawaan.
Keesokan harinya, ia menghubungiku. Pertemuan selayang pandang rupanya membuahkan keberuntungan. Tanpa banyak bertanya, ia memberikan sesuatu yang tak kuduga. Ia menarikku bergabung dengan perusahaannya. Ow, senangnya!
Hubungan sempat terputus karena kesibukan masing-masing dan nomor gawainya berganti. Tak mengira, seperti telah dalam skenario. Kejadian sepintas membawa peruntungan. Seandainya saya tak menyelipkan kartu nama, pasti takkan ada kisah ini.
Dalam dunia bisnis, tidak hanya di perhotelan, sebelum tim penjualan terjun ke pasar akan dibekali modul tentang tata cara berinteraksi dengan pelanggan.
Proses ujian yang ketat disebabkan kegiatan blusukan akan menampilkan brand suatu perusahaan. Tim penjualan yang berkelintaran adalah duta perusahaan. Sebagai cermin brand hotel.
Pengenalan ini dilakukan dalam bentuk role play diantara anggota tim. Dimulai membuat janji, bersalaman, tersenyum, menyerahkan kartu nama, mendengarkan, bertanya, hingga pamit.
Itulah sekilas adegan drama berikut rangkaian percakapan saat sales call harus benar-benar mantap.
Sesi role play ini termasuk dalam 6 hari pelatihan seorang penjual. Sila baca juga tautannya di sini
Semua langkah menerapkan etika bisnis.
Melakukan role play wajib bagi tim penjualan dalam melangkah sebagai pemula. Untuk masuk level lebih tinggi lalu masuk pada praktik strategi menjual.
Sebagai langkah awal berinteraksi dengan klien, seperti cara memberi kartu nama juga harus sesuai etika bisnis.
Bila telah mengetahui cara ini, tetaplah lakukan. bila Anda belum memahami, saatnya mengubah kebiasaan. Apakah kita:
a. Memberikan kartu nama dengan dua tangan tepat menghadap ke arah klien.
b. Nama dalam kartu harus langsung dapat dibaca saat memberikan kartu sehingga klien tak perlu membolak-balikkan kartu nama.
Jika Anda ragu melafalkan nama sang klien, sila tanyakan langsung bagaimana menyebut namanya dengan benar.
c. Letakkan kartu nama di meja selama dalam diskusi. Jika lupa menyebut nama, dapat membacanya kembali.
d. Usai pertemuan, tulis tanggal, bulan, dan tahun pertemuan sebagai pengingat.