Wajahnya menyimpan banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin miom sebesar itu bersarang di perutku.
Ya, memang saya tidak merasakan gejala apapun. Hasil pemeriksaan Dokter Adri menunjukkan saya terkena miom atau istilah kedokterannya uterine fibroid, yaitu tumor jinak yang tumbuh di rahim.
Sebelum pemeriksaan melalui USG, tiada keluhan berarti, hanya saja saya merasa ganjil pada bagian perut yang sedikit membuncit. Jika berkaca menyamping seperti keadaan hamil 3 bulan. Ah, mungkin saatnya diet, pikirku.
Mengapa saya terkena miom?
Sejak saya menjadi hotelier pada bagian penjualan dan pemasaran, saya gemar melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain. Aktivitas sehari-hari yaitu sales call atau blusukan, business trip, sales trip, travel mart, dll.
Di Jakarta, area blusukan meliputi utara -- selatan, timur -- barat, semua kususuri. Saya tertarik bidang pekerjaan ini. Bertemu individu baru setiap hari dengan suasana baru. Begitulah blusukan.
Sila anda baca tautan blusukan di sini
Selama 25 tahun saya asyik blusukan. Tubuh yang kuat, mental yang tangguh harus dimiliki seorang penjual.
Saya jarang sakit. Keluarga kami terlahir sehat-sehat saja. Tiada juga penyakit turunan dari ibu atau nenek. Hanya saja, kakak perempuanku pernah terjangkit miom.
Jangan ditanya sebesar apa miom itu dalam perut. Saya masih menyimpan fotonya, anda akan ngeri melihatnya. Ukurannya berdiameter sekitar 10 cm.
Makanan
Seringnya bepergian menyebabkan saya jarang makan mengikuti selera. Yang paling sederhana dan cepat, membeli makanan cepat saji; burger, fried chicken, kentang goreng dan mi instan di tas. Buruknya, jika bepergian, saya sulit makan. Minum dibatasi karena enggan ke kamar kecil.