Bagaimana kencan pertamaku? apa benar itu yang namanya kencan?
Ray Smith, tamu langganan di hotel tempatku bekerja, di Jakarta. Karena kepentingan bisnisnya di kawasan Asia, maka ia harus mengunjungi kantor unit di Singapore, Malaysia, Thailand termasuk Indonesia.
Ray, pria berkebangsaan Amerika namun telah 2 tahun menetap di Singapura. Pertama kali bertemu dengannya saat membantu keperluan VIP meeting perusahaannya di hotel.
Pertemuan intens akhirnya membuat kami saling tertarik. Ia disiplin, murah hati, penuh perhatian dan banyak sifat lainnya yang saya kagumi.
Ray adalah tamu loyal. Setiap berkunjung ke Jakarta selalu menginap di hotel tempatku bekerja.
Suatu hari ia menyatakan bahwa hubungan kami berdua akan berlanjut serius. Saya menerima pesan via hp.
"Wow, senangnya!" hati bungah
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari itu sangat spesial. Saya ingin tampil beda dari biasanya, rambut, pakaian, sepatu. Bila Ray kerap melihatku dalam balutan jas, kini saya pangling.
Ray menjemputku lalu mengajakku makan malam di kafe. Ia Mengenakan baju lengan panjang, digulung sedikit, tampak pangling malam itu. Penampilannya tampak sempurna.
Kami bertukar pikiran tentang pekerjaan, bercerita mengenai keluarga masing-masing, orang tua, kakak, adik dan hal-hal personal lainnya.
Tetiba ia menerima telpon dari kantor pusat di New York. Ia menepi ke ruangan lain karena percakapan rahasia kantor. Dari kejauhan terdengar suaranya meledak-ledak.
Sekitar 10 menit ia kembali ke meja. Raut wajah sedikit kusut. Saya mengira ada sesuatu dengan sang bos. Karenanya saya mengalihkan obrolan tentang keluarga daripada perihal pekerjaan.
Kami hanyut lagi dalam percakapan. Ray mengulang pernyataannya ingin menjalin hubungan serius, artinya hari itu saya sah menjadi kekasihnya.
Namun beberapa menit kemudian terjadi hal mengejutkan. Saat Ray hendak beranjak ke toilet, kursi mengenai sang waiter yang hendak menuang air.
"Oh sorry, My apologize, Sir!" waiter langsung meminta maaf setelah teko berisi air putih tumpah mengenai lengan panjangnnya.
"How come!" ia menjawab. Selanjutnya dengan kata-kata tidak ramah, ia memarahi pramusaji.
Saya menyela perkataannya, 'is ok, itu kan air putih" . Bukan air kopi, air jus melon atau red wine.
Ia tak mau menerima alasanku. Saya menunduk malu sebab kita berdua menjadi pusat perhatian.
"Mas, maaf ya, dia sedang ada masalah di kantor" , saya mewakili Ray, meminta maaf. Toh itu bukan kesalahannya semata.
Ray tak terima saya meminta maaf. Raut wajahnya tampak geram. Saya terdiam sambil memainkan gawai. Kencan pertama berantakan gegara tumpahan air putih dalam 2 detik.
Detik-detik selanjutnya, saya hanya terdiam, enggan berbantah dengannya. Percakapan pun terasa hambar, pahit. Saya menjawab seperlunya saja. Ray mencairkan suasana dengan candaan tapi saya kok jadi ilfeel.
Melihat saya terdiam, ia membaca raut wajahku berubah drastis.
"I'm so sorry," ujarnya sambil memegang tanganku. Permintaan maaf diterima namun hati terluka.
Akhirnya kami masing-masing terdiam. Malam itu kencan gagal. Barangkali esok berubah pikiran, pikirku.
Esoknya pulanglah Ray ke Singapura karena pekerjaan telah rampung.
Beberapa jam setelah pesawat mendarat di Singapura, saya menerima e-mail darinya. E-mail yang sangat panjang berisi permohonan maaf.
Sebagai insan tak sempurna, saya memaafkan kejadian kemarin. Akhirnya kami menyambung lagi hubungan yang telah hambar itu.
Busuk kerbau, jatuh berdebuk, lama kelamaan saya paham perangai Ray yang temperamental, cepat naik darah. Kerap ketegangan menjadi pemicu.
Akhir dari suatu kisah, cukup sampai disitu. Kami menjalaninya hanya 8 bulan setelah kencan pertama. Bila dipaksakan belum tentu langgeng.
Ray mengancam, saya tak bergeming. Anggap angin lalu saja. Saya memang sedih, namun apa daya bila selalu meradang. Harapan menjalin kasih harus kandas.
Batu manikam sekalipun dijatuhkan ke dalam limbahan niscaya tidak hilang cahayanya. Orang yang asalnya baik, tabiat, kelakuan dan budi bahasanya pun tetap baik.
Kencan itu asyik! Memicu adrenalin. Melalui hubungan pertemanan yang berlanjut lebih akrab lalu siapa tahu menuju tahap serius.
Proses menemukan kecocokan diantara dua hati. Apakah obrolan nyambung atau adakah chemistry diantara keduanya? Apa hobi masing-masing?
Kencan, didalamnya ada obrolan penting dan gak penting. Tentu setelah itu, hanya waktu jualah yang menentukan.
Gagal kencan pertama? tidak masalah. Gak usah kapok! Itu hanyalah salah satu aktivitas yang menyita perhatian.
Tapi terus-menerus gagal tiap kencan pertama juga pertanda tidak beres. Nah, supaya tidak 'ilfeel', catatan di bawah ini dapat menjadi panduan kencan pertama.
Sebelum melangkah, pahami:
1. Kencan pertama adalah momen penting dalam menilai serta memahami pribadi masing-masing. Ingat, perangai jangan palsu!
2. Bersahaja. Jangan dibuat-buat, jangan pula melodrama atau drama queen.
Drama queen/king yaitu julukan bagi seseorang yang gemar mendramatisasi kehidupannya agar terdengar lebih seru layaknya sinetron.
3. Bercerita tentang keluarga masing-masing apa adanya.
Jangan sombong terkesan pamer. Biasanya si dia bisa 'ilfeel.
4. Tingkah laku terpuji lebih penting daripada banyak omong kosong.
Jangan terlalu bawel, cerewet sampai-sampai sifat ayah, ibu, adik, kakak, bos diceritakan. Hindari mencela orang lain.
5. Konsentrasi mendengarkan si dia. Catat dalam ingatan seluruh informasi darinya. Jangan lontarkan pertanyaan penuh selidik. Misalnya ingin tahu detail usia ibunya, usia ayahnya, hobi ibunya, pekerjaan ayahnya.
Biarlah kita dengarkan cerita sekilas darinya. Jangan terburu-buru ingin berlari. Segala sesuatu ada waktunya.
Perhatikan penampilan luar
Memperhatikan penampilan luar saat kencan pertama adalah wajib. Bukankah dengan tampilan wow, akan memikat si dia?
6. Pakailah pakaian yang nyaman melekat di badan. Jangan berlebihan, seolah ingin menarik perhatian publik. Misalnya memakai rok pendek sekali, tapi kalau duduk ditarik-tarik.
7. Sebaiknya makan dahulu di rumah, supaya tidak rakus saat berkencan.
Wanita atau pria yang rakus juga dapat memudarkan daya tarik lho.
8. Perhatikan kebersihan mulut, gigi, kuku.
Kalau kukunya hitam jadi 'ilfeel' saat melihatnya. Kalau di gigi tampak cabe? Apalagi. Sering berkumurlah untuk kesegaran nafas.
Gagal kencan pertama jangan membuat kapok untuk kencan berikutnya.
Kesan dalam kencan pertama adalah menentukan nasib kencan berikutnya. Berpenampilan baik, bersiap baik serta rendah hati menjadi awal penting percakapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H