Pulang sales call, dirinya mencak-mencak. Kesalahan fatal dalam kontrak berupa harga. Seharusnya tertulis Rp 550.000, tercetak Rp 450.000, padahal itu harga penawaran. Sontak saya jadi bulan-bulanan.
"Please deh, kamu bisa kerja engga?," ujarnya
Saya pun ngambek dan esoknya gak masuk kerja. Pundung, bahasa Sundanya. Dua hari tak masuk, si kakak merasa bersalah, lalu saya dibujuk agar masuk kerja kembali, padahal saya pun bosan di rumah. Hehe
Salah tulis kata dalam bahasa Inggris
Pernah pula karena kesalahan satu kata crab menjadi crap, kakak senior itu mencak-mencak. Padahal ia bisa berkata lembut untuk mengoreksi kesalahanku. Saya terdiam, lalu kena amuk lagi.
Beginilah jadi anak bawang di dunia kerja. Serba salah. Biarkan ia misuh, kita dengarkan saja. Hilang tak bercari, lulus tak berselami, hampir-hampir tidak dipedulikan lagi.
Jika mengenang kejadian itu, saya tertawa geli. Setelah duduk di posisi itu baru mengerti, wajar saya diamuk karena gagal paham.
Giliran makan siang, saya ditinggal sendirian di kantor. Jika cuti, dikejar-kejar, mereka kelimpungan takada bantuan.
Sejak saat itu saya berandai-andai, jika saya memiliki anak buah, takkan bertingkah semena-mena.
Tak enak rasanya jadi anak bawang, menjadi tempat lungsuran kerjaan, luapan amarah, kerap jadi pelampiasan, kadang tempat curhatan pula. Rasanya tak diperhitungkan.
Hari demi hari, tahun demi tahun, saya bertahan. Setelah merasa menguasai semua pekerjaan itu, bosan pun melanda. Saya tak berubah posisi selama 4 tahun di hotel itu.