Tiada dapat diungkapkan melalui kata-kata, hanya kerinduanlah yang menyatukan. Berkumpul bersama adik, kakak, keponakan, kakak ipar, adik ipar serta anak, menantu dan cucu-cucu mereka.
Usai reuni 3 hari, kami kembali pada kegiatan sehari-hari. Namun aku masih sulit menghubungi Ben kakakku. Padahal obrolan hanyalah seputar kabar terkini.
Akhirnya dibentuklah WAG keluarga. Lengkaplah sudah, tampak segalanya berjalan lancar. Namun tetiba, kakak ipar laki-laki left grup. Ada apa ini? Ternyata Jack enggan masuk grup. Oh, Jack merasa tidak nyaman.
Setelah itu menyusul Ray, sang suami ikut-ikutan. Bedanya Ray info terlebih dahulu. Keduanya memang beda bangsa (UK dan NZ).
Karenanya, kakakku membentuk group baru, hanya keluarga inti. tanpa kakak ipar dan adik ipar.
Kisah itu telah usang. Kini keluarga besar dalam keadaan baik-baik saja. Sentral berita terhubung melalui grup chat karena keluarga besar tersebar di berbagai negara dan kota di Indonesia.
Suatu hari, dalam perjalanan ke Bandara Kualanamu, entah berita dari mana, aku diberitakan dalam kecelakaan. Sontak semua panik. Seseorang mencari kesempatan memeras keluarga.
Syukurlah kami dekat di grup obrolan, walau saling berjauhan, tetap dapat berbagi kabar. Akhir pekan saatnya saling berkabar ria.
Kakak, adik adalah saudara dekat. Tempat kami berbagi baik morel maupun materiel. Berbaik-baiklah dengan saudara, sebab saudara sekandung kehadirannya sama seperti hubungan anak - orang tua.
Bersyukur aku memiliki kakak dan adik. Seorang kakak yang baik selalu memperhatikan adiknya. Begitupun adik yang baik sejatinya mengasihi kakak.
Ujian tersulit dalam hubungan kakak adik, jika tak sepakat dalam suatu hal harus tetap bergandengan tangan. Ingat petuah bahwa nama baik orang tua harus dijunjung tinggi.
Riak-riak kecil dalam hubungan kakak adik adalah wajar. Namun jangan sampai menyimpan amarah dan dendam agar hubungan terpelihara baik hingga rambut memutih.