Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Wanita Teladan dan Bulan April

9 April 2021   22:20 Diperbarui: 9 April 2021   22:26 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih melekat dalam ingatan, Celestine kecil bersama teman sekelas mengikuti pawai pada hari Kartini. Memakai baju kebaya kuning dan jarik batik, bersanggul mungil, memakai selop. Pagi-pagi sekali ibu merias wajahku.

Baju kebaya kuning mungil masih kusimpan. Usianya hampir setengah abad dalam lemari baju. Ini saya sertakan fotonya. Kebaya buatan ibu saat aku berusia 4 tahun.

Aku ikut-ikutan pawai di jalan raya. Jalanan lengang, penonton pawai di pinggir jalanan. Ibu memandang dari jauh, melambai-lambaikan tangan. Usai pawai gerombolan ibu-ibu itu mencubit pipiku.

Hari itu tanggal 21 April, perayaan hari ibu kita, Kartini. Pawai terus berlangsung di SD, SMP hingga SMA.  Disusul kontes kebaya, lomba membaca sajak, lomba menyanyi Ibu Kita Kartini.

Terakhir kali berkebaya di kantor 4 tahun lalu. Seluruh karyawan wanita memakai kebaya modern. Bagi pria, baju menyesuaikan kaum putri, ada yang memakai bendo, ada pula bergaya Betawi. 

Belakangan, tidak hanya berkebaya Jawa, pakaian aneka baju adat suku Minang, Batak, Bali, Sunda dan  sesuai suku masing-masing memenuhi panggung. Fashion show merebutkan gelar Ibu Kartini. Hadiah piala trofi tersedia di sebelah panggung.

Kebaya buatan ibu untukku pada pawai hari Kartini (foto celestineP)
Kebaya buatan ibu untukku pada pawai hari Kartini (foto celestineP)

Di hotel, tepat hari Kartini wajib berkebaya  modern bagi seluruh  staf  wanita di bagian garis depan (front liner). Termasuk resepsionis dan seluruh staf wanita.

Memakai kebaya, merias wajah, berlenggak lenggok di panggung telah menjadi tradisi, namun apa makna yang terkandung?

Aku memahami Ibu Raden Adjeng Kartini pejuang emansipasi wanita. Aku bebas berlenggak lenggok terlepas dari belenggu penindasan. Mungkin penindasan karena aturan pekerjaan, penindasan suami bahkan penindasan keluarga.

Ibu Karni, sehari-hari bekerja membersihkan lantai, menyetrika, menyapu dedaunan pohon rambutan, mangga yang layu, tertiup angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun