Pagi, siang, malam, menulis saja, tak kunjung lelah. Modal tekad bulat memperdalam Bahasa Indonesia.
Sampai-sampai kubawa laptop kemanapun. Asal muncul ide konten yang cemerlang, langsung jari menari-nari diatas keyboard.
Word hard! Gak ada yang melarang, bebas aja menulis konten asal bermanfaat bagi pembaca.
Tekad menyukai diksi, mulai menjiwai. Tiada hari tanpanya. Bila lelah, hanya beberapa untaian kalimat saja kubuat. Hingga suatu hari seseorang meminangku bergabung dalam suatu proyek besar. Aku senang, nada-nadanya hasil dari jerih payahku.
Tak ingin waktu begitu mengekang hari-hariku, aku mulai menyiasatinya. Sulit? Tidak! Take it easy.
Jika semangat ingin tetap berkibar, aku lakukan saja apa yang kusuka, hitung-hitung itu hadiah :
(1.) Pijat seluruh tubuh dan lulur , fasial wajah
Ini yang utama kulakukan. Sore hari hingga malam, atau pagi hari hingga sore.
Erna -- mantan pegawai di tempat massage & spa, kena PHK. Pemiliknya kembali ke Korea, bubarlah tempat pijat terkenal itu.
Belakangan Erna memiliki banyak langganan lantaran ia datang ke rumah para langganannya dulu. Pijitannya menidurkan setiap orang.
Dimasa pandemi ia disibukkan pengguna jasa pijat, seperti diriku. Erna tidak diragukan lagi kepiawaiannya.
(2.) Rebahan dan nonton film seharian
Aku asyik nonton film seharian tanpa ada gangguan. Ada 3 -- 4 judul film kutonton, semuanya film barat drama. Kerap sedih, lalu mata basah. Entah mengapa, suka aja.
(3.) Makan black forest cake sesuka hati.
Inilah pantanganku terbesar sejak badan tambun. Aku terbebas hari itu. Jangan sampai nikmatnya terbayang-bayang. Biasanya kue 4 kerat besar, bisa kulahap.