Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sweet Karma Membalas E-mail Berbahasa Indonesia

15 Februari 2021   15:16 Diperbarui: 15 Februari 2021   15:35 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awal menulis di blogku. Bahasa campuran bikin runyam. Itu dulu! (screenshot lifelovehospitality - celestineP)

Selama perjalanan bekerja bertahun-tahun, saya kerap mengalami keberuntungan secara kebetulan. Salah satunya bernasib baik diberi kesempatan bergabung di 7 hotel berbintang 5 dan 4.

Hotel pertama yang sempat ku singgah yaitu hotel berbintang 4  di kota Bandung. Saya kuliah sambil bekerja.

Kala itu 4 orang ekspatriat termasuk pimpinan hotel dan tim bekerja keras menyambut masa pembukaan hotel baru (pre-opening hotel).

Jabatan perdana di hotel pertamaku itu sebagai sekertaris lalu beberapa bulan kemudian menjadi sales executive. Hingga kini sales marketing menjadi departemen fanatik saya.

Pekerjaanku sebagai sekertaris membalas seluruh e-mail dalam Bahasa Inggris tentunya. Setelah itu beberapa hotel kusinggahi hingga berakhir di kota Medan sebagai sales leader atau direktur penjualan dan pemasaran.

Dalam berkomunikasi antar departemen di hotel selalu menggunakan Bahasa Inggris. Begitupun dengan pelanggan dan tamu-tamu berkorespodensi melalui fax, telex.

Tahun 1990-an, semua pekerjaan masih dikerjakan secara manual. Seperti banquet order harus dibagikan kepada setiap departemen melalui buku ekspedisi. Sekarang banquet order dikirim melalui e-mail. Banquet order itu formulir pemesanan acara untuk distribusi kepada seluruh departemen di hotel.

Seiringnya waktu, perpindahan antar kota dan pulau menjadi hal yang biasa. Kota yang didatangi walau hotel berbintang, dalam berkomunikasi harus memakai bahasa Indonesia guna menghindari kesalahpahaman.

Kelemahan saya berbahasa Indonesia membuat saya acuh tak acuh, di antaranya malas membalas e-mail dari pengirim berbahasa Indonesia. Demikian saya sering melalukan kepada sekertaris atau staf administrasi untuk membalasnya.

Terkadang saya membuat draft e-mail dalam Bahasa Inggris kemudian sekertaris menerjemahkan dalam Bahasa Indonesia.

Bagaimana jika sales call? Segmen favorit adalah korporat. Bertahun-tahun selalu digiring menangani korporat di Jakarta sebelum menjadi sales leader. Inipun suatu keberuntungan.

Sampai pada tahap ini, saya merasa aman-aman saja. Namun kelemahan berbahasa Indonesia kurang mendapat respons dari pelanggan segmen pemerintahan (government segmentation). Terlebih sering ditemukan kata baku Bahasa Indonesia dalam lembaran konfirmasi tertulis yang tidak saya pahami sama sekali.

Kesulitan ini dapat dituntaskan oleh sales manager yang cakap menangani sekaligus menerangkan artinya. Saya mengekor saja.

Kekuatiran lain, saya harus menekan keluhan dari pelanggan. Bisa-bisa saya dimaki karena tak becus berbahasa Indonesia. Masakan leader tak berbahasa Indonesia lancar?

Kesempatan lain bila pelanggan baru berjumpa pada awal tahap perkenalan kerap membalas dalam Inggris padahal saya berbahasa Indonesia, walau agak lama mikir.

Januari 2020, saya direkrut oleh salah satu hotel baru di Palangka Raya. Setiap departemen briefing harus berbahasa Indonesia. Namun saya kerap berbahasa Inggris dengan GM secara tatap muka.

Inilah penyebab sulitnya nyemplung dalam pergaulan yang seharusnya bisa lebih asyik. Tidak sampai sebulan saya undur oleh karena satu dan lain hal. Kembalilah saya ke Batam, lalu ke Jakarta.

Selama di Jakarta saya membantu pekerjaan suami hanya sebatas administrasi dan mengetik. Ini pekerjaan serius, dan saya bergaji dari perusahaannya.

Awal menulis di blogku. Bahasa campuran bikin runyam. Itu dulu! (screenshot lifelovehospitality - celestineP)
Awal menulis di blogku. Bahasa campuran bikin runyam. Itu dulu! (screenshot lifelovehospitality - celestineP)

Sambil #bekerjadirumah saya iseng membuka semua buku dan membereskan akun-akun di media sosial.

Suatu hari saya dipertemukan oleh Kompasiana. Secara bertahap saya rajin membuat artikel berbahasa Indonesia. Setiap hari blogwalking dan menulis dalam Bahasa Indonesia semampu saya.

Setelah cukup mantap saya posting di Facebook, Twitter dan Linkedin. Pada postingan pertama, beberapa kawan mengirim pesan w/a.

"Hi, Are you sure that's your article?" 

Saya balas "You don't trust? I followed the course. I would become a writer" (tapi bohong).

Beberapa pelanggan yang menghubungiku bahkan masih berbahasa Inggris, padahal jawaban saya berbalas bahasa Indonesia.

Sekarang, anda membaca tulisan saya. Saya berbahasa Indonesia kan? Dahulu saya sebel, sekarang mencintainya

Begitulah my sweet karma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun