Sebidang tanah persiapan pensiun tinggal impian. Rumah mewah diberendel. Wulan dan anak-anak, pulang ke rumah mertua.
Hakim mengetuk palu, menjatuhkan hukuman. Cuaca berganti. Langit kelabu.
Delapan tahun sudah, Sobi menginap di hotel prodeo. Terlalu lama keluarga tidak menjenguk. Sobi terlupakan. Sebatang kara. Entah dimana istri dan anak.
17 Agustus 2020
Sobi melangkah keluar jeruji besi, udara dingin berhembus, berkat remisi tepat di hari kemerdekaan.
Kebingungan mencari saudara dan handai taulan. Ia ingin membeli gawai murah. Ia akan mencari istri dan anaknya. Ingin bersimpuh di kaki ibunda. Mengapa gerangan ia abai terhadap petuah ibu.
Saat kecil, ibunya selalu berpesan agar pandai menjaga diri, rajin beribadah, selalu ingat Sang Pencipta sebab Dia melihat dari atas.
19 Agustus 2020
"Sudah Pak?"
Tukang soto membangunkan lamunan Sobi. Dibayarnya seporsi nasi soto, uang pemberian seorang kawan. Sobi melangkah menuju toko gawai, menghubungi seseorang. Hanya nomor itu satu-satunya yang ia hafal.
Hanya 3 dering, seorang perempuan menjawab panggilan telpon Sobi. Suranya bergetar, tersendat. Seketika wajah Sobi merah padam, tertunduk, sinar matanya redup.
Suara parau seorang perempuan berumur itu meresahkan hatinya. Suaminya, Bekti, wafat 7 hari lalu karena covid.
Sobi terbelalak, sorot mata menerawang, tubuhnya lemas. Sebelum masuk penjara, Sobi menitipkan uang dalam koper kecil kepada Bekti.