Publik mengecam pemimpin di kota itu. Segala sumpah serapah melalui media. Media sosial penuh video-video kebanjiran. Akhirnya saya tidak pergi ke kantor.
Dua malam saya bersama seluruh karyawan hotel menginap di Sheraton Media tempat kami bekerja. Saat sore hendak pulang, air meluap setinggi 1 meter. Kami urungkan niat pulang hari itu.
Setelah 2 hari banjirpun surut, air mencapai sebatas lutut. Kami rindu bau kamar di rumah. Akhirnya GM mengijinkan kami pulang.
Keesokan hari saya bersama seorang kawan pergi bekerja naik gerobak sampah. Jarak dari tempat tinggal sekitar 10 menit. Ongkos Rp 50 ribu untuk 2 penumpang ditambah tip.
Saya tak menduga sebelumnya, bisa naik gerobak di kota metropolitan. Kenangan indah, sayang saya takdapat mengabadikan peristiwa itu pada bulan Februari 2008 di Jakarta.
Hujan lagi, turun airnya
Hujan lagi, basah rumahnya
Hujan lagi, pindah perabotan
Duh hujan lagi, mama repot, uring-uringan
Hujan, semua orang suka hujan
Hujan, asal jangan kebanyakan
Hujan, kalau banjir kewalahan
Habis buang sampah jangan sembarangan
Itu penggalan lagu Bobby Sandhora di YouTube. Lagu jadul banget saat kanak-kanak.
Musim hujan di wilayah Indonesia tahun ini dimulai sejak bulan Oktober 2020 dan akan berakhir bulan Mei mendatang. Demikian perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hal ini disebabkan fenomena iklim global La Nina sejak Oktober lalu.
Menghadapi musim hujan, mari kita perhatikan persiapan:
(*) Memeriksa genting rumah jika ada kebocoran karena genting melorot
(*) Membersihkan aliran air hujan di pekarangan rumah
(*) Siapkan payung lipat di mobil, di tas