"Good morning everyone" suara Ms. Sisy
"Good morning Miss" serempak anak-anak menjawab. Masih riuh rendah.
"Today we study English"
Selama belajar di rumah, nenek sesekali mengundang Dina, kawan sekelas Rena, bermain di pekarangan rumah. Baginya anak perlu pertemanan.
Nenek membatasi penggunaan gawai bagi Rena. Sebagai ganti, nenek mengajarkan bermain gitar walaupun tidak mahir memainkannya namun merangsang kecintaan cucunya menyanyi dan bermain musik.
Rena telah berubah menjadi pendiam selama belajar di rumah. Badannya tinggi dibanding kawan sebayanya, ramping karena nenek memberi contoh berolah raga di sore hari.
Sepertinya mengurus satu cucu tidak sesulit mengurus 2 atau 3 cucu. Bila keadaan demikian masih berlangsung bila Rena memiliki adik baru, bisa dibayangkan keadaan rumah akan repot.
Untung saja Rena, anak semata wayang menjadi pusat perhatian. Semoga saja pandemi segera lalu dan dapat kembali belajar di sekolah.
"Ayah, ayah..." panggil Rena melalui video call.
Saatnya video call dengan ayahnya, menjelang tidur.
Begitulah keadaan belajar di rumah. Kebosanan anak belajar di rumah dapat dihalau bila anak didik menjadi pusat perhatian seluruh anggota keluarga.