Kelap kelip lampu di pohon cemara sangat indah, warna emas, merah, hijau, biru. Buah-buahan artifisial di pohon semakin menambah semarak bila dipasang pada pohon natal buatan.
Lampu-lampu kecil cukup dipasang pada cemara asli di beranda rumah.
Selain harus mengeluarkan sekitar Rp 2,5 juta untuk pohon cemara kecil, lebih mudah menanamnya sendiri di pekarangan. Hanya memberi tambahan untaian lampu kecil, jadilah pohon terang nan indah.
Berbeda dengan pohon natal asli, pohon cemara artifisial yang dijual di toko-toko, biasanya dipasang di gereja, mall, mulai ukuran kecil hingga raksasa.
Ada pula tetangga sebelah rumah, keluarga Marty, tidak memasang pohon natal. Katanya cukup memandang pohon natal Susan dari kediamannya.
"I hope Santa Clause is coming to town, mom" ujar Ruth
"Yes, he will, Sweetty"
Dibungkusnya kado-kado natal dengan kertas kado warna-warni. Tetangganya Mrs. Francis beserta cucu-cucu dibelakangnya selalu datang memberikan kado. Disaat itulah mereka saling menukar kado.
"Ding, dong, ding, dong..."
Santa Claus membagikan kado, permen, buku dan mainan kecil untuk James dan Ruth. Dialah Mr. Brown dibalik baju Santa Claus itu. Ia tinggal beberapa blok dari rumah Susan. Bertahun-tahun ia selalu mendatangi semua anak-anak di Colesdown Hill.
"Hello mam"