Beberapa laman terdahulu, saya pernah menjelaskan tentang keuntungan hotel-hotel yang menginduk pada Management Group Hotel. Tujuan utamanya untuk memuluskan aktivitas bisnis hotel, memenuhi standar hotel berbintang serta menjaga reputasi hotel.
Kehadiran operator hotel (disebut juga management hospitality), membantu hotel-hotel yang tak ingin menjalankan bisnis sendiri. Walaupun management fee yang dibayarkan hotel tak sedikit namun hasilnya lebih menguntungkan ketimbang riweuh sorangan.
Ditinjau dari sisi marketing, hotel memiliki prestise, apalagi dengan menyandang nama dibawah group hotel besar. Tak dipungkiri lagi seperti Group hotel Marriott, IHG, Hilton dll menjadi kedipan mata pebisnis hotel.
Contoh group hotel lokal seperti Santika Hotel Group, Harris, dalam wadahnya masing-masing memiliki ciri lokal, mungkin juga mencontoh platform International chains.
Sebab lulusan hotel International chains itu menyebar, sekalipun menclok di hotel kecil. Meniti karir dan berbagi pengetahuan. Tentu saja dengan umpan upah lebih tinggi.
Salah satu kontribusi operator hotel terhadap hotel dibawah 'kuasanya' tersebut, akan selalu terlibat dalam setiap langkah hotel selama masa kontrak 5 tahun, 10 tahun atau 15 tahun, dsb.
Program dengan menghadirkan 'mystery guest
Suatu hari resepsionis hotel Xyz mengabarkan bahwa seorang tamu, Mr. Patter bermaksud menemui General Manager. Disepakatilah, mereka bertemu di lobby. Mr. Patter, sang tamu mengenalkan diri sebagai utusan dari Group hotel Abc. Ya, Management hospitality Abc adalah operator hotel Xyz.
Setelah 15 menit percakapan, Mr. Patter membawa GM beserta team (departemen head) menuju kamar yang telah ditinggalinya selama 2 malam. Tampak kamar tidak tertata rapi layaknya kamar hotel. Bed sheet telah terlepas, Mini Bar bergeser dari tempatnya. Berantakan.
Dengan gaya professional bersuara lantang, ia menjelaskan setiap bagian di kamar itu. Di bawah tepat letak mini bar, serpihan debu. Tempat tidur bernoda hitam sebesar telapak tangan.