Nah ketika kita mulai mendidik maka yang pertama kali yang harus kita lakukan  adalah mendidik  diri kita sendiri, kemudian  keluarga serta lingkungan. Maka  sebelum mendidik kita harus memberikan contoh atau teladan, hal inilah yang dirasakan kurang menjadi tren pendidik dan bahkan menjadi hilang. Tekad kuat sebagai pendidik tergantikan dengan tekad kuat sebagai pencari materi meskipun itu dibutuhkan namun itu bukanlah tujuan.Â
Perilaku seorang  anak tentu tidak akan lepas dari sikap dan perilaku keseharian  orang tua yang secara langsung menjadi pendidik dirumahnya,  biasanya ketika terjadi sesuatu dalam kepribadian anak maka masyarakat akan melihat siapa kedua orang tuanya, hal ini artinya cerminan dari sebuah perbuatan.
Ketika kita berbicara Karakter tidak hanya cukup dengan peraturan-peraturan tekstual yang telah dibuat pemerintah, karena itu bersifat teoritis. Meskipun hal tersebut dibutuhkan  namun bukanlah menjadi jaminan, karena  Tekstual tanpa penerapan kontekstual maka ia hanya sekedar menjadi barang hafalan yang cukup dingat di kepala. Kehebatan guru bukan terletak pada kehebatan posisi yang dipegangnya dimasyarakat, namun terletak bagaimana ia bisa merubah keadaan suatu masyarakat menuju perubahan yang masssif, meskipun ia menjadi orang biasa saja dari segi materi penghidupan dan  jabatan.
Dan sebagai seorang guru penulis menyadari bahwa yang terpenting sebelum kita memerintah peserta didik melakukan sesuatu, maka kita harus menunjukan kepada mereka bahwa kita telah melakukan sesuatu itu, ya itulah keteladanan seperti yang diajarkan Rasulullah. Seperti itulah seharusnya pendidikan karakter yang kita lakukan.***FH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H