Mohon tunggu...
CekAja dotcom
CekAja dotcom Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

5 Mantan Miliarder Dunia yang Bangkrut Sampai Kehabisan Uang

14 Agustus 2015   14:43 Diperbarui: 14 Agustus 2015   14:56 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Björgólfur Guðmundsson adalah mantan ketua dan pemegang saham mayoritas di Landsbanki, bank kedua terbesar di Islandia. Selain itu, ia juga mantan chairman dan pemilik West Ham United FC.

Pada tahun 2008, akibat krisis global yang melanda pasar dan mata uang di seluruh dunia, Guðmundsson kehilangan US$ 1,1 miliar atau sekitar 15 trilun. Walhasil, ia harus melego tim sepakbola kepunyaannya, West Ham.

Guðmundsson dinyatakan bangkrut oleh pengadilan Islandia pada Juli 2009. Total utangnya mencapai hampir 500 juta poundsterling atau sekitar Rp 10,5 triliun. (Foto: i.guim.co.uk)

 

 

Allen Stanford

 Allen Stanford sebelumnya merupakan chairman di Stanford Financial Group—sebuah grup perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa keuangan. Pada tahun 2012, ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena melakukan penipuan dengan skema Ponzi. (Baca juga: Siapa Sebenarnya Charles Ponzi?)

Dengan jumlah kerugian yang ditimbulkan sebesar US$ 7 miliar atau sekitar Rp 95 triliun, juri menyatakan Stanford bersalah atas 13 dari 14 kasus yang dituduhkan kepadanya, antara lain penipuan, konspirasi, dan pencucian uang. Walhasil, Stanford dikenai hukuman 110 tahun penjara.

Pada tahun 2009, seorang hakim di Kota Dallas, Amerika Serikat, memerintahkan penyitaan aset-aset Stanford di seluruh dunia. Total asetnya diperkirakan mencapai sekitar US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4 triliun dan berada pada sekitar 30 rekening bank yang dia kuasai di Swiss, Inggris, dan Kanada.

Begitu banyaknya kasus investasi bermasalah yang dilakukan oleh beberapa pengusaha di atas ini dapat menjadi pembelajaran dan pengalaman yang berharga bagi kita. Kadang sebuah investasi yang berakhir fiktif dimulai bukan dari orang yang menawarkan sebuah peluang investasi, tapi akibat ketidaktahuan banyak orang yang ingin mencari sebuah jalan pintas. Oleh karena itu, marilah kita mulai menjadi pribadi yang lebih kritis dalam menyikapi investasi dan keuangan. (Foto: upload.wikimedia.org)

Pilih investasi yang menguntungkan untuk masa depan Anda di sini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun