Mohon tunggu...
Cecilia Oktaviana
Cecilia Oktaviana Mohon Tunggu... Lainnya - Cecilia Oktaviana - 43220010035 Mahasiswa Universitas Mercu Buana Dosen : Appolo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBGG

Cecilia Oktaviana - 43220010035 Mahasiswa Universitas Mercu Buana Dosen Dosen : Appolo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBGG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K_13 Penelitian Akutansi sebagai Seni (Hermeneutika dan Semiotika)

6 Juni 2022   23:09 Diperbarui: 6 Juni 2022   23:58 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar belakang.

Akutansi dapat diklasifikasikan sebagai metode pencatatan, peringkasan, serta klasifikasi yang bertujuan untuk memberikan suatu informasi yang berisi tentang seluruh kegiatan perusahaan keuanan. Akutansi pada dasarnya memiliki tujuan yaitu untuk memberikan informasi yang berguna untuk pihak-pihak tertentu yang menjadikan dasar suatu keputusan pada bisnis perusahaan.

Selain klasifikasi tersebut, beberapa ahli juga memiliki pandangan yan berbeda dalam mengartikan akutansi, beberapa ada yang berependapat bawa akutansi sebagai seni, Bahasa, komunikasi dan sebagainya. Namun pada pengertian tersebut dapat dikatakan sebagai normatif, sehingga hal ini membatasi akutansi hanya pada sektor besar. 

Pada umumnya definisi pada normatif merupakan pendapat pribadi yang subjektif sehingga hal tersebut tidak dapat diterima begitu saja serta pendapat tersebut harus dapat diuji secara empris agar memiliki dasar teori yang kuat. Suwardjono (2012:1) menyatakan bahwa praktik akutansi dipengarui oleh berbagai faktor yaitu faktor ekonomi, faktor lingkungan, 

faktor sosial, faktor politik dan sebagainya. dengan faktor tersebut dapat menyebabkan praktik akutansi dalam suatu wilayah atau sektor tidak sama denan yang lainnya. Namun dengan seiring jalannya pengetahuan akutansi tentu saja memiliki sejarah yang Panjang dalam proses perkembangannya. Menurut para ahli Starling(1975) yang menjelaskan bahwa akutansi 

merupakan ilmu bukan seni, alasan tersebut karena seni tidak dapat memecahkan suatu masalah yang ada pada akutansi. Para ahli juga berpendapat yang berbeda yang menyatakan bahwa akutansi merupakan teknologi, karena akutansi merupakan suatu praktik yang dianggap sebagai ilmu.

Identifikasi Masalah.

pada penelitian ini bertujuan untuk dapat menyimpulkan bahwa adanya perbedaan pendapat dari beberapa definisi tentang akutansi dari para ahli yang menyatakan bahwa akutansi merupakan sebagai Bahasa, komunikasi serta seni. Maka pada penjelasan tesebut hal ini harus dapat diuji agar memiliki teori yang kuat.

Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, bahwa penelitian ini menarik untuk di cermati serta menarik perhatian saya untuk membahas akutansi yang dapat dikatakan sebagai seni, maka dari itu rumusan masalah ini adalah Bagaimana akutansi sebagai seni menurut para ahli serta perspektif pada hermeneutika serta semiotika.

Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu.

 Seni pada dasarnya merupakan keterampilan yang membutuhkan bakat, penalaran, pengalaman, emosi serta intuisi yang membentuk suatu kebijaksanaan, sedangkan akutansi sebagai seni merupakan seni transaksi keuangan, serta seni pencatatan khususnya pada akutansi, seni dapat diliat seperti bentuk pengalaman dan keahlian guna memilii perlakuan serta 

kebijakan untuk mencapai suatu tujuan pada akutansi. Dapat disimpulkan bahwa seni merupakan keterampilan yang tidaklah lahir beggitu saja, karena untuk menguasai keterampilan membutuhkan pengetahuan serta praktik untuk meningkatkan skill dalam menjadikan sikap dasar seseorang untuk lebih kreatif, hal ini sama dengannya dengan akutansi jika seseorang 

akutansi hanya menggunakan teori serta praktik bukan didasarkan pada teori-teori saja namun juga mengunakan kreativitas pada saat menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi pada akutansi, hal ini dinyatakan pada American AICPA.

Desain dan Metode Penelitian.

Pada artikel ini merupakan masalah kompleks pada akutansi sebagai seni dalam pendekatan hermeneutika serta semiotika. Menurut para ahli desain penelitian ini dapat dikatakan sebagai rencana kerja yang terstruktur pada hal yang berhubungan antara variabel secara komperhensif yang sedemikian rupa agar hal ini memberikan riset. 

Dalam hal ini, penelitian ini juga menggunakan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian guna untuk meneliti suatu objek yang alamiah, dimana hal ini merupakan sebagai Teknik pengumpulan dasat serta instrument kunci yang dilakukan secara triangulasi atau gabungan.

Pembahasan.

Akutansi sebagai seni hermeneutika.

Pada dasarnya secara etimolois, akar kata hermeneutika bermula dari Bahasa Yunani yang artinya "Menafsirkan'' . istila tersebut secara langsung al ini mengandung unsur-unsur yan pentin yaitu : menjelaskan, menafsirkan, serta mengungkapkan. Pada arti terminologis, hermenutika adalah suatu proses dalam mengubah situasi dari 

ketidaktahuan menjadi suatu hal yang mengerti, maka dari itu al ini dapat dikatakan bahwa bentuk hermeneutika yang mandalam. Dengan adanya hermeneutika diharapkan dapat mengurani penundaan pada makna akutansi tersebut bagi para pengguna laporan keuangan. Hermeneutika juga dapat memberikan suatu kerangka metodologis 

yang mampu memandu pelaksanaan dalam melakukan analisis budaya serta pemahaman tentang konsep tersebut.

Akutansi Sebagai seni Semiotika.

Akutansi seni semiotika merupakan  suatu seperangkat simbol Bahasa maupun perwakilan pada simbolik yang bertujuan untuk menunjuk pada suatu makna ataupun realitas yang sudah ditentukan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa akutansi seni semiotika merupakan ilmu yang menjelaskan serta mengkaji penggunaan 

pada simbol maupun tanda-tanda Bahasa serta representasi simbolik yang bertujuan untuk menghasilkan makna pada realitas tertentu yang dibuat berdasarkan pada akutansi itu sendiri.

SUMBER : 

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2007. Teori Akuntansi. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat Jakarta
Gaffikin, M.J.R, 1991. Redefining Accounting Theory. Proceeding of The Second South East Asia University Accounting Teachers Conference di Jakarta 21-23 Januari.
Grady, Paul, 1965. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprises. Accounting Research Study No. 7, New York: AICPA, pp 2-5
Thompson, J.B. Hermeneutics & The Human Sciences. New York: Cambridge University Press.
Triyuwono, Iwan. 2000. Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Brawijaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun