Apa itu Fast Fashion? Singkatnya Fast fashion adalah fashion yang diproduksi dengan cepat dalam kurung waktu yang singkat. Karena begitu banyak tren-tren yang muncul yang menyebabkan banyaknya produk mode yang harus diproduksi serta dijual dengan cepat kepada masyarakat yang terobsesi dengan tren terbaru. (Leman & Soelityowati, 2020).Â
Dan apalagi anak-anak muda atau bisa disebut Gen-z yang FOMO akan tren-tren baru biasanya menekan dan mendorong mereka secara tidak langsung menimbulkan keinginan untuk memilikinya agar tidak dianggap ketinggalan zaman oleh orang-orang sekitarnya, dan hal terburuk lainnya dapat menjadi bahan bully-an karena bisa dicap tidak gaul.Â
Apalagi seseorang yang memiliki job sebagai influencer yang menjadi inspirasi bagi orang-orang banyak juga mau tidak mau harus mengikuti tren fashion yang ada, dapat dianggap influencer lah orang pertama yang mengenalkan produknya dan orang yang menontonnya merasa ingin memilikinya karena terlihat bagus, apalagi yang me-review suatu produk itu adalah influencer terkenal dan cukup berpengaruh, tentu tidak semua influencer merasa FOMO. Karena semua berasal dari media online yang riangkai sedemikian rupa agar dapat menarik para "calon customer" mereka.
Yang menjadikan Fast Fashion ini sempat menjadi perbincangan kalangan publik adalah karena harganya yang murah, ramah dikantong masyarakat dan dengan kualitas yang bagus,
"Fast fashion is a  business  model  that  offers  fashionable  clothes  at affordable prices." (Nidia & Suhartini, 2020)
Beberapa contoh brand-brand yang terkenal ini juga menjadi salah satu bisnis yang menerapkan Fast Fashion, antara lain:
1. Zara
2. H&M
3. Uniqlo
4. Mango
Dan masih banyak lainnya. Mengapa mereka dicap dan dianggap sebagai brand yang Fast Fashion, karena setiap musim mereka akan mengeluarkan setidaknya puluhan gaya model fashion untuk memanjakan para customernya, hal inilah yang akan membuat,
      1. Limbah lingkungan,
Yakni limbah tekstil, limbah tekstil merupakan pencemar air kedua terburuk setelah limbah industri. Ambil contoh di Indonesia yakni, Sungai Citarum di bagian hulunya yang terdapat 68 persen pabrik tekstil. (Desriko Malayu Putra, 2016) , Sungai Citarum ini tercemar mikroplastik, mikroplastik merupakan serat benang polyester.
2. Polusi Udara
Selain orang-orang membuang limbah tekstilnya disungai atau tempat lainnya,salh satu opsi lainnya yang sering dilakukan dikalangan masyarakat adalah dengan cara membakar pakaiannya. Dan juga dalam memproduksi pakaian polyester dapat menghasilkan 706 Miliar Kg emisi rumah kaca, hal ini setara dengan hasil 185 pembangkit listrik tenaga batu bara dalam satu tahun
Sebagai info tambahan, dalam membuat satu pakaian atau kaos dapayt memakai 2.700 liter air, dimana penyebab limbah lingkungan lainnya adalah Limbah Air akibat dari zat-zat yang dipakai dalam proses pembuatan suatu pakaian, dampak yang diakibatkan dari hal ini adalah penurunan kualitas air dan mahluk hidup didalamnya (Pratiwi & Lingkungan, 2010)
Salah satu solusi yang dapat mengurangi limbah-limbah akibat Fast Fashion ini dengan menerapkan Sustainable Fashion, merupakan fashion yang sangat memperhatikan lingkungan dan kehidupan sosial (Pramodhawardhani et al., 2021), salah satu fashion yang dapat dikategorikan sebagai sustainable fashion adalah Timesless, Timeless merupakan cara berpakaian yang simple dan elegan, dengan menggunakan baju dengan model yang minimalis sehingga bisa di mix and match, dengan begitu tidak gampang tergiur oleh produk fashion terbaru. Produk yang termasuk ke dalam kategori timeless fashion adalah kemeja putih, sneakers putih, atau outer dan blazer dengan warna monokromatau earth tone. Kelebihan dalam menggunakan metode fashion Timeless ini karena tidak akan mati zaman, karena gayanya yang selalu hidup dan tidak pernah bosan dan gagal untuk dipakai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H