Mohon tunggu...
Cecilia Gandes
Cecilia Gandes Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya ingin meninggalkan jejak (pemikiran) di belahan dunia (maya) yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibuku Terus Berlari

18 September 2011   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak: karna ternyata, ibu belum bisa berubah.

Minggu.

Pk 21.00 WIB

Perempuan itu berbaring di samping bocah perempuan yang masih berumur 7 tahun itu, menemani tidur. Bocah perempuan itu terlelap, sedangkan perempuan dewasa itu belum terlelap. Bola matanya menerawang ke arah langit-langit, dahinya mengkerut, tangan kangannya tanpa henti membelai rambut panjang bocah mungilnya. Setiap hari ini, perempuan itu menemani anaknya tidur. Hanya ada hari ini. Setiap hari ini pun membuat langkahnya terhenti sejenak, karena terlalu banyak ketakutan yang ada di benaknya jika ia terus melanjutkan larinya. Ketakutan yang selalu ia curahkan dalam satu doa, hanya pada setiap hari ini:

"Anakku, janganlah engkau cepat dewasa. Sebab, jika engkau telah mampu mendewasakan diri, maka engkau pasti akan meninggalkan diriku, sama seperti ayahmu dulu: meninggalkanku karena aku terus berlari…"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun