Mohon tunggu...
Cechgentong
Cechgentong Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alah Bisa Karena Biasa\r\n\r\nMalu Bertanya Sesat Di Jalan\r\nSesat Di Jalan Malu-maluin\r\nBesar Kemaluan Tidak Bisa Jalan\r\n\r\nPilihan selalu GOLTAM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengantar Para Jihadis Kembali ke Indonesia

14 November 2016   12:34 Diperbarui: 17 September 2017   07:10 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kasus khusus yaitu mayat ABK yang meninggal karena sakit dan diketahui mengidap HIV maka perlu kerja ekstra dari KBRI Suva untuk meminta secara khusus kepada Departemen Kesehatan Fiji untuk mengeluarkan surat ijin agar mayat ABK dapat dikirimkan ke Indonesia. Biasanya peti matinya harus khusus dan sesampainya di tempat tinggal ABK segera dimakamkan dan peti mati tidak boleh dibuka oleh siapapun. Hal ini membutuhkan waktu yang lama sekali sekitar 1 bulan lebih.  Selain itu kita masih harus menunggu kepastian protokol  bandara negara mana yang mau menerima peti mati  sebagai tempat transit karena tidak ada penerbangan langsung dari Fiji ke Indonesia.

Dalam satu tahun rata-rata KBRI Suva menangani ABK yang meninggal dunia sekitar 3 orang. Ada yang dikirimkan ke Indonesia dan ada yang dimakamkan di Fiji. Kebanyakan penyebab kematian adalah sakit. Biasanya saya dan pejabat konsuler KBRI Suva setiap awal tahun berdoa agar tidak ada lagi ABK Indonesia yang meninggal dunia karena sangat menguras perasaan, hati dan pikiran  dan tidak mampu membayangkan perasaan keluarga ABK.

Menurut saya, para ABK baik yang masih hidup dan bekerja di kapal dan yang meninggal dunia adalah para mujahid. Dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka berjihad dengan bekerja keras, kuat dan tabah dalam menghadapi kerasnya kehidupan di laut selama berbulan-bulan  demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga di tanah air.  Salut.

ABK Indonesia yang mengidap sakit parah di tengah laut dan berhasil diselamatkan dan sembuh kembali (dok. Cech)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun