Kalau bicara tentang Levuka, maka kita akan mengerti tentang Fiji pada awal mulanya. Sudah lama saya ingin berkunjung ke Levuka. Levuka adalah bekas Ibu Kota Fiji yang terletak di pantai timur Pulau Ovalau, Provinsi Lomaiviti, Eastern District.
Kebetulan kala itu saya libur Paskah selama 4 hari. Maka pada hari itu saya mengajak Syam untuk bermain-main ke Levuka. Kemudian Syam memesan tiket di Patterson Brothers dengan membayar FJD (Fiji Dollar) 40 per orang sekali jalan. Harga tiket tersebut sudah termasuk perjalanan darat dengan bus selama 3,5 jam dari Terminal Suva ke Natovi Jetty dan perjalanan laut dengan kapal Spirit of Harmony dari Natovi Jetty ke Buresala Jetty selama 1 jam, dilanjutkan dengan bus yang sama dari Buresala Jetty ke Levuka. Sekadar informasi, jadwal perjalanan dari Suva ke Levuka tersedia dari Hari Senin sampai Sabtu. Sedangkan dari Levuka ke Suva hanya ada pada Hari Senin sampai Jumat.
Sesampainya di hotel, kami tidak menemui seorangpun di meja resepsionis. Setelah menunggu beberapa menit barulah datang seorang wanita tua menerima kami. Kemudian kami memesan kamar Colonial Twin Room dengan membayar FJD 53 yang terletak di lantai dua. Suasana spooky terasa di hotel tersebut. Ternyata hanya ada 3 kamar yang terisi termasuk kami. Kami menginap di lantai dua, sedangkan dua customer lagi menginap di cottage.
Levuka Royal Hotel adalah hotel tertua di Fiji bahkan di wilayah Pasifik Selatan. Tidak ada yang mengetahui  secara persis kapan hotel ini berdiri tapi diperkirakan pada tahun 1860. Bangunan hotel yang semuanya berkonstruksi kayu mempunyai 14 kamar yang terdiri dari 2 kamar single bed dan 12 kamar double bed. Bangunan berusia hampir 200 tahun ini masih tampak kokoh walaupun ada info bahwa hotel ini terkenal berhantu alias menyeramkan. Tetapi semalam kami tidur nyenyak tanpa ada gangguan sama sekali.
Levuka Royal Hotel dibiarkan kondisinya seperti awal berdiri karena merupakan salah satu UNESCO World Heritage. Maka itu seiring makin banyaknya turis yang datang, tahun 1998, pemilik hotel membangun 4 buah cottage lengkap dengan kolam renangnya yang berada di depan hotel.
Dalam rangka pengiritan, karena Syam masih harus melanjutkan perjalanan ke Vanualevu setelah dari Levuka, maka kami hanya menginap satu malam di Levuka Royal Hotel. Setelah makan pagi, kami pindah ke New Mavida Lodge.
Ternyata kamar di New Mavida Lodge terisi penuh karena ada keluarga besar pulang kampung untuk memperingati leluhur mereka yang selamat dari tragedi kapal karam 50 tahun yang lalu. Kecuali dormitory room masih tersisa 2 ranjang dengan tarif FJD 35 per ranjang. Dormitory room mempunyai ruangan yang besar seperti bangsal rumah sakit dengan 6 ranjang. Keesokan harinya, 4 orang tamu di dormitory room pulang maka kami memutuskan untuk pindah kamar.Â
Di sayap kiri bangunan New Mavida, ada rumah kayu. Mungil. Bangunan awal sebelum bernama New Mavida yaitu Mavida Guest House. Di dalamnya ada empat kamar tidur. Di antara lobi kecil dan dapur. Kamar-kamar inapnya pun mungil. Â Yang kami pilih tampaknya kurang dari 3 x 3 meter. Ada dua ranjang kecil bersisian membentuk lorong sempit. Tapi ada bilik kecil kamar mandi pancur. Kamar paling murah di Mavida. Sewanya 65 dolar fiji per malam. Lebih murah ketimbang sewa 2 dipan di dorm.
Â
Selama 4 hari di Levuka, walaupun hari libur ada beberapa restoran yang buka hingga jam 10 malam. Salah satu hotel favorit kami adalah Whales Tale Restaurant. Restoran ini termasuk restoran tertua di Levuka. Restoran yang terletak di tengah Kota tepatnya Beach Street menyediakan menu makanan yang cukup komplet, mulai dari Eropa, Fiji sampai Asia. Banyak turis asing atau bulé yang mengunjungi restoran ini. Walaupun hari libur tetap ramai. Restoran ini dimiliki dan dijalankan oleh Helen, bulé kelahiran Levuka. Dulunya Helen bekerja di restoran ini dari sejak berdiri yang dimiliki oleh pasangan ibu dan anak asal Australia yaitu Julia dan Liza Dietrich. Entah mengapa restoran tersebut kini diserahkan kepada Helen.
Kota Levuka dibangun oleh pedagang dan pendatang dari Eropa sekitar tahun 1820 sehingga membuat Levuka menjadi kota termodern di kawasan Pasifik Selatan. Dalam perjalanan waktu, berdatangan kaum misionaris, pembuat kapal, spekulan dan gelandangan yang mengakibatkan populasi penduduknya bertambah sekitar 800 orang pada tahun 1870. Pada tahun 1871 Levuka ditetapkan menjadi Ibu Kota Fiji yang dipimpin oleh seorang Raja bernama Seru Epenisa Cakabau. Setelah Fiji dianeksasi oleh kolonial Inggris tahun 1874, Levuka hanya menjadi Ibu Kota Fiji sampai tahun 1877. Selanjutnya Ibu Kota Fiji dipindahkan ke Suva.
Levuka identik dengan Fiji First atau yang pertama. Koran pertama di Fiji, Fiji Times yang masih beroperasi didirikan di Levuka pada tahun 1860. Kantor pos, sekolah, organisasi sosial, rumah sakit, gedung parlemen dan pemerintah Fiji pertama didirikan di Levuka. Peninggalan sejarah tersebut masih ada dan terjaga sampai sekarang karena Levuka merupakan UNESCO World Heritage Site.
Tidak jauh dari New Mavida Lodge terdapat Navoda Methodist Church, Gereja Methodist pertama di Fiji yang dibangun pada tahun 1862. Untuk menikmati pemandangan Kota Levuka dan pemandangan lautnya dari atas bukit dibangun anak tangga berjumlah 199 buah tetapi setiap pengunjung yang berusaha menghitung kembali jumlah anak tangga rata-rata berjumlah 185 buah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H