"Berapa lama Mas dari hotel ke Sigatoka?" tanya Kepala BNN
"1 jam Pak."
"Saya dan istri suka suasana di Fiji, Tadi saya sempat ambil foto di pantai. Bagus banget pemandangannya."
Selama satu jam perjalanan ke Sigatoka, tanpa terasa banyak hal yang saya dapat dari perbincangan dengan Pak Anang Iskandar. Terlihat sekali kalau Pak Anang Iskandar menyukai dunia pertanian terutama sukun dan peternakan. Selain itu beliau sangat bersahaja atau low profile dan santai dengan kaos putih kasual, celana panjang biru dan mengenakan sepatu olah raga NIKE. Begitu pula dengan sang istri, pasangan yang saling mencintai dan kekeluargaan sekali walau baru pertama kali bertemu dengan saya. Saya sempat bertanya mengapa BNN mencari sukun ke Fiji padahal Hawaii lebih maju dalam ilmu dan teknologi Sukun di dunia. Jawaban beliau singkat, " kita lihat saja nanti, mas Cech "
Tibalah kami di Sigatoka Research Station. Kedatangan kami langsung disambut oleh Mr. Manoa Iranacola, Senior Research Officer (Fruits). Selanjutnya kami masuk ke dalam ruangan rapat nan sederhana. Beberapa menit kemudian datanglah seorang pria khas India yaitu Mr. Shalendra Prasad, Principal Research Officer (Horticulture) Ministry of Agriculture sekaligus pimpinan di Sigatoka Reasearch Station.
Dari satu jam pembicaraan baru saya dapat mengambil kesimpulan mengapa BNN datang ke Sigatoka Research Station yaitu bertukar pengalaman tentang pengembangan tanaman sukun, pemanfaatan sukun untuk produk makanan manusia dan ternak, tukar informasi tentang "Integrated Farming" berbasis sukun dimana dapat diterapkan untuk para korban pemakai narkoba dan tanaman sukun dapat dipakai untuk anti drug atau menyembuhkan para pemakai narkoba. Dari pembicaraan itu pula Pak Deddy mengungkapkan pengalamannya memanfaatkan daun sukun untuk menyembuhkan penyakit istrinya dimana dokter yang merawat istrinya sudah menvonis bahwa umur sang istri tinggal menghitung hari. Dengan keyakinannya Pak Deddy meminta istrinya mengkonsumsi daun sukun yang direbus setiap hari dan hasilnya sang istri dinyatakan sehat seperti semula.
Selanjutnya kami diajak oleh Mr Manoa dan Mr. Shalendra ke kebun dan persemaian tanaman sukun yang ada di tempat tersebut. Nah di kebun sukun inilah Pak Anang Iskandar terlihat senang dan antusias sekali.
"Mas Cech, ini yang saya cari. Luar biasa baru 11 bulan sudah berbuah dan pohonnya pendek pula. Punya saya sudah 2 tahun belum berbuah. Rupanya saya salah cara tanamnya. Terima kasih Cech."
Ya memang benar terhampar deretan tanaman sukun dengan hanya ketinggian 2 meter sudah berbuah lebat. Kenapa demikian? Jawabannya adalah "Markoning" Pantesan saja Pak Anang senang sekali karena sudah mendapatkan jawabannya.