[caption id="attachment_161897" align="alignnone" width="640" caption="admin/ilustrasi/shutterstock"][/caption]
Bagi masyarakat Indonesia, nama negara Fiji mungkin asing kedengarannya. Kadangkala disamakan dengan FUJI di Jepang. Bagaimana dengan masyarakat Fiji tentang Indonesia ? Berdasarkan survei sederhana yang saya lakukan ketika berbicara dengan orang Fiji baik yang sudah kenal maupun baru kenal sebagian masyarakat Fiji belum mengenal Indonesia dan selalu dikaitkan dengan nama Malaysia atau Filipina.
" Where do you come from ? " tanya mereka kepada saya
" What do you think ? " tanya saya kembali.
" Malaysia ?! "
" No ! "
" Philipine "
" No ! Â Indonesia " jawab saya dengan tegas.
" Wao, Indonesia... Indomie. Indomie is very good noodle "
[caption id="attachment_161856" align="aligncenter" width="461" caption="Produk Indomie "]
Kok Indomie bukan Bali ? Ya, masyarakat Fiji lebih mengenal Indomie karena menurut mereka Indomie adalah makanan instan yang mudah, praktis, enak dan banyak pilihan rasanya. Walaupun sudah ada merek mie instan buatan Fiji maupun luar Fiji tetapi Indomie telah memberikan kesan rasa yang mendalam bagi mereka terutama Indomie bungkus oranye (Special Chicken Flavour). Selain Indomie, mereka juga menyukai Mie Sedap meskipun belum selaris Indomie.
Gara-gara Indomie, masyarakat Fiji mendapatkan kesan kalau orang Indonesia "smart" dalam hal masak memasak. Apalagi setelah saya menyajikan berbagai makanan olahan dari singkong dengan berbagai jenis rasa maka makin menguatkan persepsi masyarakat Fiji kalau orang Indonesia jago memasak hehehehe
[caption id="attachment_161857" align="aligncenter" width="425" caption="Produk deterjen BOOM (qrbiz.com)"]
Selanjutnya adalah BOOM, produk deterjen buatan Wings Group. Produk deterjen ini relatif disukai dan laris di pasaran sehingga dalam waktu tertentu produk deterjen ini sempat hilang di pasaran karena ludes dibeli oleh masyarakat Fiji dan menunggu kembali kiriman produk ini. Ada satu hal yang menarik tentang BOOM, saking larisnya BOOM maka sebuah perusahaan Fiji yang memproduksi produk sejenis membuat merek yang mirip dengan BOOM yaitu DOOM. Walaupun demikian BOOM tetap disukai oleh masyarakat Fiji. Selain BOOM, produk deterjen B-29 juga cukup diminati oleh masyarakat Fiji.
Beberapa toko yang saya datangi, selalu terlihat dengan jelas sebuah toples berisi permen dekat kasir. Permen tersebut adalah permen KOPIKO. Menurut pemilik toko, permen KOPIKO sangat diminati oleh masyarakat Fiji karena memberikan kesan rasa kopi berbentuk permen. Jadi dengan menghisap permen KOPIKO maka dianggap sudah minum kopi satu gelas hahahahaha. Selain itu berulangkali saya melihat permen KOPIKO dikonsumsi bersamaan ketika orang-orang Fiji sedang kumpul minum Bir atau Grog. Mereka mengatakan permen KOPIKO itu sebagai penawar alkohol pada bir atau kavalakton pada grog. Apakah benar, maka perlu ada penelitian tentang hal tersebut.
[caption id="attachment_161862" align="aligncenter" width="461" caption="Permen Kopiko di Fiji (21food.com)"]
Bagaimana dengan Bali ? Setelah ketiga produk di atas barulah mereka menyebut nama BALI. Mungkin mereka menganggap BALI dianggap sebagai saingan buat industri wisata Fiji, jadi sedikit dikesampingkan hahahaha Ini baru anggapan saya saja.
Yang menarik adalah tenaga kerja Indonesia. Bagi beberapa orang Fiji terutama pengusahanya mengatakan kalau tenaga kerja Indonesia sangatlah pekerja keras, bisa melakukan berbagai jenis pekerjaan (kata mereka "smart"), rajin dan yang  jelas tenaga kerja Indonesia terkenal tidak terlalu banyak menuntut alias "nrimo". Nah gara-gara "nrimo" inilah maka banyak masalah yang menimpa tenaga kerja Indonesia terutama masalah gaji. Kadangkala gaji tidak dibayarkan atau besaran gajinya lebih rendah dari yang lain. Hal ini banyak menimpa tenaga kerja Indonesia yang bekerja di kapal pencari ikan dimana sebagian besar dimiliki oleh pengusaha dari Taiwan dan Cina. Walaupun demikian tetap saja hampir tiap bulan tenaga kerja Indonesia atau dikenal dengan anak buah kapal (ABK) berdatangan ke Fiji.
[caption id="attachment_161859" align="aligncenter" width="500" caption="Bus buatan Indonesia yang dipakai oleh perusahaan angkutan Sunbeam (radiofiji.com.fj)"]
Pada saat ini masyarakat Fiji telah mengenal produk bus buatan Indonesia. Bus Indonesia yang diproduksi oleh LAKSANA mulai banyak diminati oleh pengusaha angkutan bus Fiji. Dari tahun 2010 sampai 2011 Fiji telah mengimpor 38 bus asal Indonesia. Menurut mereka, bus buatan Indonesia andal di lapangan dan karoserinya telah mendapatkan sertifikat standar internasional. Berbeda dengan buatan Cina, walaupun murah tetapi belum standar internasional dan sering menimbulkan masalah seperti mogok di jalan dan bodi bus telah bergeser dari rangkanya. Maka tidak heran, beberapa pengusaha bus mulai melirik bus buatan Indonesia. Bukan hanya bus tetapi truk buatan Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia.
Produk Indonesia yang berkaitan dengan bus dan diminati oleh masyarakat dan pengusaha Fiji adalah produk ban. Produk buatan Gajah Tunggal (GT Radial/Non Radial) relatif diminati tetapi baru-baru ini produk ban SWALLOW buatan perusahaan asal Medan mulai diminati dan banyak digunakan untuk taksi dan mobil pribadi. Pada awal tahun ini  sudah dipesan produk ban mobil SWALLOW sebanyak 1 kontainer ukuran 40 ft. Mengapa mereka menyukai ban Indonesia? Mereka menganggap produk ban Indonesia andal, awet dan relatif terjangkau harganya. Apalagi cuaca di Fiji hampir mirip dengan Indonesia, sehingga cocok dengan kendaraan di Fiji.
[caption id="attachment_161860" align="aligncenter" width="461" caption="Ban "]
[caption id="attachment_161861" align="aligncenter" width="461" caption="Susu Kental krim "]
Ada beberapa produk Indonesia yang sudah diketahui oleh masyarakat Fiji. Contohnya adalah susu kental krim INDOMILK dan susu dalam kemasan tetrapak SUSU BENDERA Frisian Flag. Namun demikian masih belum mendominasi pasaran di Fiji.
Namun demikian ada yang mengganjal dari beberapa produk Indonesia terutama produk makanan dan deterjen yang dipasarkan di Fiji. Produk-produk tersebut diimpor tidak langsung dari Indonesia tetapi melalui pihak ketiga yaitu Malaysia dan Singapura. Sangat disayangkan karena belum beraninya pengusaha produk tersebut melakukan penetrasi pasar langsung dengan alasan tingginya biaya pengiriman dari Indonesia ke Fiji baik melalui kapal laut atau udara dan mereka menganggap pangsa pasar di Fiji terlalu kecil untuk ukuran mereka. Padahal pengusaha Malaysia yang mendistribusi produk Indonesia tersebut adalah pengusaha yang memproduksi produk sejenis dan termasuk perusahaan besar di Malaysia. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah dan KADIN RI untuk dicarikan solusinya.
Nah dari apa yang sudah disampaikan di atas maka sudah waktunya produk-produk Indonesia dipasarkan ke luar negeri dan tidak kalah dengan produk-produk dari negara-negara lain. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan pengusaha saja tetapi masyarakat Indonesia terutama masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri untuk menyampaikan informasi tentang produk-produk Indonesia yang dapat dipasarkan, memperkenalkan produk-produk Indonesia ke masyarakat negara dimana mereka tinggal dan selalu memakai produk-produk Indonesia dimanapun orang Indonesia berada. Kalau bukan bangsa Indonesia siapa lagi.
NB: Insya Allah dengan doa kepada ALLAH SWT dan kerja keras, produk mesin-mesin pengolahan makanan/pertanian dan tenaga ahli asal Indonesia dapat masuk ke pasaran di Fiji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H