Dalam kondisi normal, Uyut selalu mengajak saya untuk diskusi banyak hal. Tetapi baru kali ini Uyut mengajakku bicara tentang siapa wanita yang dekat dengan saya saat ini. Tumben, ikir saya saat itu karena selama ini setiap saya bercerita mengenai wanita atau jodoh maka Uyut selalu mengalihkan pembicaraan atau selalu mengatakan belum saatnya untuk dibicarakan.
Pada hari itu saya dipanggil oleh Uyut di padepokan. Setelah saya menghadap, Uyut menyuruh saya duduk bersila dan mendengarkan dulu apa yang akan dibicarakannya.
" Cech, duduk ! " perintah Uyut
" Baik, Yut "
" Sudah lama Uyut ingin bicara dengan kamu mengenai hal ini. Tetapi selalu terbentur dengan kesibukan Uyut yaitu mulai banyaknya yamu yang datng ke Padepokan, Nah mumpung saat ini tamu sedang tidak ada maka inilah saat yang tepay Uyut mengajak kamu berbicara "
" Mengenai apa ya, Yut ? "
" Hmmm, itu lho mengenai perempuan "
" Perempuan ??? "
" Iya perempuan... "
" Terus... Maksudnya, Yut ? "
Uyut segera menyalahkan rokok Dji Sam Soe kesukaannya sebelum melanjutkan pembicaraan.
" Begini saya mendengar kalau saat ini kamu sedang dekat dengan seorang wanita "
" Tahu dari mana ? "
"Sudahlah, jangan tanya. Tinggal jawab saja "
" Ya, Yut. Memang saya sedang dekat dengan seorang wanita dan tahapannya sudah serius "
" Bagus kalau begitu. Uyut senang mendengarnya. Tetapi omong-omong wanita yang dekat dengan kamu saat ini bukan orang Sumedang khan ? "
" Lha emangnya kenapa Yut ? Kok harus Sumedang ? "
Uyut kembali menghisap rokoknya dalam-dalam, kemudian menyeruput kopi pahit panas khas buatan Uyut sendiri.
" Beberapa kali Uyut katakan dan sedikit melarang kepada anak-anak termasuk baik laki-laki maupun perempuan. Ingat kan kamu ? Uyut juga orang Sumedang lho "
" Yang mana, Yut ? "
" Itu lho Uyut tidak melarang untuk berkenalan berpacaran ataupun menikah dengan orang Sumedang tetapi Uyut tidak mengijinkan. "
" Tidak mengijinkan ? Alasannya, Yut ? "
" Nanti kalian akan menyesal di kemudian hari. "
" Memang ada apa dengan laki-laki/perempuan Sumedang ? Kayaknya serius sekali "
" Benar, kamu mau tahu "
" Iya Yut "
" Karena "kacang" nya sudah habis terpakai atau tidak ada lagi gara-gara digiling semua untuk membuat Tahu Sumedang "
" Hah !!! Hahahahahahahahahahaha !@$^&*)__&%(&%$#@$#^&* Hahahahaha "
" Wakakakakakakakakakak benar khan kata Uyut.. "
Uyut langsung meninggalkan saya sendiri di padepokan sambil mendendang lagu " Hiduku yang sengsara... penuh dengan penderitaan ... "
Benar-benar fans berat Eddy Silitonga dan untungnya saat ini saya tidak dekat wanita Sumedang wakakakakakakakak
NB : Ini hanyalah cerita humor saja untuk menyegarkan pikiran yang penat di sore hari. Terus terang tulisan ini tidak untuk mendeskritkan Orang Sumedang karena Saya dan Uyut juga berasal dari Sumedang.Mangapkan daku ya hahahahaha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H