Mohon tunggu...
Cechgentong
Cechgentong Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alah Bisa Karena Biasa\r\n\r\nMalu Bertanya Sesat Di Jalan\r\nSesat Di Jalan Malu-maluin\r\nBesar Kemaluan Tidak Bisa Jalan\r\n\r\nPilihan selalu GOLTAM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saatnya Kita Nyawer

2 Maret 2010   18:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:39 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_84715" align="aligncenter" width="500" caption="Joget Mangggg (foto pribadi)"][/caption]

Saweran, apaan itu ? Saya kurang tahu asal kata saweran dan hamya menduga-duga kalau itu berasal dari kata sawer. Sawer bisa mengandung makna mengumpulkan atau menyumbang dengan sukarela. Ini menurut saya lho. Mungkin ada yang lebih mengetahui makna sebenarnya.

Saweran dangdut lebih dikenal di kalangan masyarakat umum terutama para pecandu dangdut yang sebagian besar tinggal di sekitar daerah pesisir pantai.  Contohnya adalah Indramayu, Subang, Karawang, Cirebon dan lain-lain. Tolong ralat kalau saya salah.

Tapi saya melihatnya sebagai sebuah hiburan rakyat jelata yang ingin menunjukkan rasa persaudaraan, kekeluargaan, kebersamaan, keakrabatan dan penghormatan terutama kepada yang mau memberikan kebahagiaan, kegembiraan dan kesenangan bagi banyak orang. Seorang sinden dengan iringan musik tradisional menyanyikan lagu-lagu dangdut bernuansa kedaerahan telah memberikan hiburan yang menyegarkan lewat suara dan goyangan tubuhnya. Kalau kelanjutannya ada efek negatif maka itu hanya kasuistis. Saya hanya ingin melihatnya dengan cara pandang yang positif saja.

Dengan mudah dan pemurahnya segerombolan pria atau wanita mau memberikan uangnya tanpa paksaan kepada sinden, penari  atau pimpinan orkes. Uniknya  yang menerima uangpun tidak melihat jumlah besaran uangnya tapi suatu penghargaan dari orang-orang yang memberinya atas dasar hasil kerjanya yang memuaskan. Bisa saja pemberi saweran menyelipkan uang dalam jumlah yang besar tapi sebaliknya kalau tidak memuaskan maka memberikan uang sawerannya hanya sekedarnya saja.

Saya pikir tidak perlu berpanjang lebar lagi. Kebetulan pas perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW kemarin, padepokan kami memberikan tempat dan waktu kepada para seniman tradisional untuk menerima saweran dari para tamu yang datang. Selain mendapatkan penghasilan dari padepokan maka para seniman tersebut mendapatkan tambahan penghasilan dari hasil saweran para tamu.

Berikut adalah video tentang saweran yang saya buat seadanya. Mudah-mudahan video ini mengingatkan kepada kita semua betapa rakyat pada umumnya membutuhkan sebuah nilai kesederhanaan dan kebersahajaan dari para pemimpin negeri ini. Mereka pun tetap gembira dan bahagia walaupun kebutuhan hidup makin mencekik leher tapi tetap kepuasan batin harus dipenuhi. Mariiiii Maaaanggggg !!!

Saweran Uploaded by cechgentong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun