Mohon tunggu...
Cechgentong
Cechgentong Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alah Bisa Karena Biasa\r\n\r\nMalu Bertanya Sesat Di Jalan\r\nSesat Di Jalan Malu-maluin\r\nBesar Kemaluan Tidak Bisa Jalan\r\n\r\nPilihan selalu GOLTAM

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Artikel Utama

Kisah Sultan dan Sadath Safir di Negeri Banyak Pulau

23 Februari 2010   05:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:47 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perut Puteri Liong Tien makin besar seperti seorang wanita yang sedang hamil. Sementara Raja Campa sudah tidak dapat menahan malu karena Sang Puteri telah mengandung hampir 7 bulan tapi tidak bersuami. Akhirnya kesombongan Raja Campapun mulai luntur dan ini dikarenakan pengakuannya atas kelebihan ilmu Sultan yang berdasarkan kekuatan Ilahi.

Akhirnya Raja Campa memanggil Puteri Liong Tien untuk membicarakan langkah apa yang harus dilakukan untuk menutup malu tersebut. Raja mengatakan kepada Puteri Liong Tien bahwa sebaiknya Puteri Liong Tien pergi ke Negeri Banyak Pulau dimana Sultan tinggal. Disamping itu Sultan telah berpesan apabila usia kandungan Puteri telah sampai 7 bulan maka sebaiknya Puteri menyusul dirinya. Lagipila Sultan juag mengatakan kalau Sultan akan bertanggungjawab atas diri Puteri dan anak yang dikandungnya karena anak itu memang anak kandung Sultan.

Setelah mempertimbangkan masak-masak maka Puteri Liong Tien dan beberapa kerabat kerajaan Campa berangkat ke Negeri asal Sultan. Banyak barang yang dibawa oleh Puteri atas permintaan Raja Campa agar Puterinya tidak sampai menderita nantinya dalam perjalanan. Perhiasan emas, perak, piring dan gelas keramik yang bernilai tinggi serta barang berharga lainnya dibawa dengan menggunakan kapal Kerajaan Campa.

Perjalanan dari Kerajaan Campa ke Negeri asal Sultan melalui Selat Malaka dan diperkirakan membutuhkan waktu hampir 2 bulan sehingga saat sampai di Negeri asal Sultan maka kandungan Puteri  berumur 9 bulan  dan sudah saatnya untuk melakukan persalinan. Tetapi apa mau dikata ? Allah berkehendak lain. Saat kapal kerajaan Campa mulai memasuki  wilayah perairan Negeri Banyak Pulau, badai besar menghantam kapal kerajaan. Ombak besar telah menggulung kapal tersebut yang menyebabkan lambung kapal pecah berantakan. Seluruh isi kapal termasuk orang-orang di dalamnya terhempas di tengah laut. Untung bagi Sang Puteri dan beberapa orang yang selamat berhasil meraih onggokan kayu yang berasal dari bagian kapal yang pecah. Sang Puteri dan beberapa orang kerajaan mengapung di tengah laut yang dingin.

Di tempat yang lain, Sang Sultan sedang duduk santai di pendoponya. Tiba-tiba ada kekuatan yang luar biasa membisikkan sesuatu kepadanya. Kemudian Sultan memanggil salah seorang kepercayaannya. Sultan mengatakan kepada orang kepercayaannya tersebut agar besok setelah Subuh untuk pergi ke pinggir pantai sebelah barat kerajaan Sultan dan pandangi dengan tatapan siaga ke arah laut. Apabila terlihat sebuah onggokan kayu maka segeralah ke tengah laut untuk membawanya ke pantai. Sultan tidak menyebutkan ada apa dengan onggokan kayu tersebut.

Keesokan paginya setelah Subuh, kepercayaan Sultan sudah menunggu dengan siaganya di tepi laut. Tak ada kata lengah bagi orang kepercayaan Sultan. Terus mengamati garis pantai dengan teliti. Benar saja setelah menunggu hampir 2 jam, tampak onggokan kayu yang mengapung di tengah laut. Segeralah diambil perahu kayu dan didayungnya ke arah onggokan kayu di tengah laut.

Betapa terkejutnya, Orang kepercayaan Sultan setelah melihat beberapa manusia dalam kondisi lemas yang terus memegangi onggokan kayu tersebut. Yang membuatnya lebih terkejut adalah seorang wanita hamil besar yang masih bertahan hidup dan dalam keadaan sadar. Luar biasa, pikirnya. Ada 2 orang perempuan dan 3 orang laki-laki yang selamat. Dibawalah mereka satu per satu ke pinggir pantai karena keterbatasan daya tampung perahu yang hanya cukup untuk 2 orang.  Alhamdulillha mereka selamat.

Berita penyelamatan ini terdengar sampai di telinga Sultan sehingga dipersiapkan langkah penyelamatan dan pengobatan bagi mereka yang terapung. Rupanya Sultan sudah mengetahui siapakah gerangan mereka. Memang sudah diperkirakan kalau mereka adalah Puteri Liong Tien dan sisa rombongannya yang selamat. Akhirnya mereka sehat kembali setelah dirawat beberapa hari.

Akhirnya Puteri Liong Tien bertemu kembali dengan Sultan. Menjelang kelahiran bayi yang dikandungnya maka Sultan menikah dengan Puteri Liong Tien dengan cara Islam agar kelak saat lahir sang bayi sudah mempunyai bapak. Beberapa minggu kemudian lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Arya Kemuning. Arya berarti orang yang dihormati atau gelar  dan Kemuning mengandung makna kuningan/emas yang berasal dari cerita bokor emas yang disimpan di balik pakaian Puteri Liong Tien.

Tanpa terasa Arya Kemuning telah tumbuh menjadi dewasa. Sebagai keturunan kerajaan, Arya Kemuning sangat menguasai ilmu agama, bela diri, berkuda dan keahlian memanah. Dalam beberapa kesempatan Arya Kemuning sering mengajak ibunya jalan-jalan menyelusuri wilayah kesultanan. Selain jalan-jalan, Arya Kemuning juga melakukan acara berburu.

Pada suatu hari  Arya Kemuning dan ibunya singgah di sebuah pondok  untuk istirahat sejenak menghilangkan rasa penat setelah seharian penuh berburu di hutan. Baru saja akan memasuki pondok tersebut, Puteri Liong Tien merasa kaget karena di dalam pondok sudah ada seorang laki-laki tua berjubah putih sedang duduk berzikir. Setelah berulang kali diperhatikan maka teriaklah Puteri Liong Tien. Teriakan itu menarik perhatian laki-laki tua tersebut. Laki-laki tua tersebut tampak tersenyum gembira dan Puteripun langsung memeluknya sambil mengucapkan rasa syukur. Rupanya Puteri Liong Tien bertemu dengan orang yang selama ini dicarinya. Ternyata laki-laki tua itu adalah Syekh Sadath Safir. Puteri bisa langsung mengenalinya berdasarkan ciri-ciri yang telah diberitahukan oleh Sultan, suaminya. Syekh Sadath Safirpun langsung mengenali Puteri Liong Tien berdasarkan lukisan Puteri Liong Tien  yang pernah dibuat oleh Sultan sewaktu dalam perjalanan pulang ke Negeri Banyak Pulau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun