Alhamdulillah kami mendapatkan kamar hotel yang mempunyai pemandangan strategis. Begitu membuka jendela terlihat sungai kecil dengan pemandangan pasar tradisional Tamu Kianggeh Brunei Darussalam. Selain itu letak hotel kami sangat strategis karena dekat dengan obyek wisata mulai dari Kampung Ayer, Royal Regalia sampai Mesjid Omar 'Ali Saifuddien.
Hari pertama di Brunei walaupun sudah malam dan gerimis hujan datang tidaklah kami sia-siakan. Setelah berkeliling sejenak untuk mengamati suasana malam di kota Bandar Seri Begawan dengan menyusuri sungai Brunei dan berharap menemukan toko yang menjual kaos sebagai pakaian pengganti. Ternyata sebagian besar toko-toko sudah tutup. Akhirnya kami menemukan lokasi khusus berjualan berbagai jenis makanan. Sepertinya menarik juga untuk dicoba lokasi kuliner tersebut. Dari sekian banyak makanan yang disajikan dan dijual, ternyata saya dan istri terpincut dengan satu outlet yaitu outlet satay. Tampak ibu tua memperhatikan kami dan langsung menawarkan dan menjelaskan satay yang dijualnya. Tertulis jelas HMY Satay dengan berbagai jenis satay tetapi dengan harga yang sama setiap jenisnya. 1 Brunei Dollar untuk 4 tusuk satay plus 1 Brunei Dollar untuk 3 buah ketupat ukuran kecil. Satay yang dijual adalah satay ayam, satay daging (sapi), satay urat, satay hati kura (kerbau) dan satay kambing. Semua jenis satay tersebut kami dicicipi. Tidak ada yang berbeda dengan sate yang dijual di Indonesia, hanya yang membedakan bumbunya saja yaitu bumbu kacang dengan porsi yang banyak. Dan tak lupa minuman yang kami pesan adalah teh tarik dan teh o ping.