Mohon tunggu...
Cechgentong
Cechgentong Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alah Bisa Karena Biasa\r\n\r\nMalu Bertanya Sesat Di Jalan\r\nSesat Di Jalan Malu-maluin\r\nBesar Kemaluan Tidak Bisa Jalan\r\n\r\nPilihan selalu GOLTAM

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Brunei Darussalam : Langka Ukuran Besar Di Negeri Mungil

8 Juni 2014   16:17 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:43 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam menunjukkan pukul 2 siang, segeralah kami menuju halte bus yang ditunjukan oleh Pak Azman. Tak beberapa lama bus nomor 23 tiba. Bus ukuran sedang dengan AC yang sejuk membuat nyaman penumpang sepanjang perjalanan. Apalagi saat itu cuaca sangat terik dan panas sekali. Sesekali saya mengamati kondisi bus, sopir dan kernetnya. Ada yang membedakan dengan bus di Indonesia, sebagian besar kernet bus adalah wanita dan cukup ramah menyapa para penumpang. Kernet wanita ini selalu memberikan informasi yang jelas apabila ada pertanyaan dari penumpang seperti kami. Sekitar 15 menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai di depan hotel kami. Sesampainya di hotel, kami memutuskan untuk istirahat sejenak dan sore harinya kami berencana untuk jalan-jalan ke tempat-tempat wisata yang ada di sekitar hotel.

Sore haripun menjelang, kami telah bersiap dengan jalan kaki mengelilingi tempat tempat wisata yang sudah direncanakan. Bergeraklah kami ke utara. Sekitar 100 meter dari hotel, kami tiba di sebuah kuil Cina yang tampak lain dari bangunan-bangunan yang berada di sekelilingnya. Kuil Cina dengan nama Teng Yun Temple (腾云殿 atau baca Teng Yun Dian) atau Temple of Flying Clouds menjadi tempat wisata pertama yang wajib dikunjungi. Kuil ini dibangun oleh masyarakat Cina Hokkien pada tahun 1918 dan terletak di Jalan Sungai Kianggeh (Kianggeh River Road).

Selanjutnya tidak jauh dari Teng Yun Temple dan masih terletak di Jalan Sungai Kianggeh, kami melihat sebuah gedung bernama Pusat Belia (semacam Gedung Pemuda dan Olahraga). Setelah itu kami berbelok menuju Jalan Bendahara dan ada satu gedung utama pemerintah kerajaan yaitu Gedung Jabatan Adat Istiadat Negara.

Keringat mulai mengucur di sekujur tubuh kami dan sesekali beberapa pengendara mobil memperhatikan kami karena sore hari itu tidak ada orang yang berjalan kaki kecuali kami dan sepasang turis bule. Di penghujung Jalan Bendahara barulah kami menemukan Jalan Sultan Omar 'Ali Saifuddien. Jalan Sultan Omar 'Ali Saifuddien adalah jalan utama di Bandar Seri Begawan dan banyak terdapat bangunan bersejarah, gedung-gedung pemerintahan dan taman utama Kerajaan Brunei Darussalam. Beberapa bangunan dan taman yang kami kunjungi antara lain Bangunan Alat-alat Kerajaan (Royal Regalia), Pusat Sejarah Brunei (Brunei History Center), Royal Ceremonial Hall dan Dewan Majelis.

[caption id="attachment_5655" align="aligncenter" width="564" caption="Suasana Jalan Sultan Omar Ali Saifuddien"]

[/caption] [caption id="attachment_5657" align="aligncenter" width="564" caption="Royal Ceremonial Hall dan Dewan Majelis"]
Royal Ceremonial Hall dan Dewan Majelis
Royal Ceremonial Hall dan Dewan Majelis
[/caption] [caption id="attachment_5658" align="aligncenter" width="564" caption="Brunei History Center"]
Brunei History Center
Brunei History Center
[/caption] [caption id="attachment_5656" align="aligncenter" width="564" caption="Bangunan Alat-alat Kebesaran Kerajaan Diraja"]
Bangunan Alat-alat Kebesaran Kerajaan Diraja
Bangunan Alat-alat Kebesaran Kerajaan Diraja
[/caption] [caption id="attachment_5659" align="aligncenter" width="564" caption="Jam Unik di perempatan Jalan Sultan Omar Ali Saifuddien dengan Jalan Elizabeth 2"]
Jam Unik di perempatan Jalan Sultan Omar Ali Saifuddien dengan Jalan Elizabeth 2
Jam Unik di perempatan Jalan Sultan Omar Ali Saifuddien dengan Jalan Elizabeth 2
[/caption] [caption id="attachment_5660" align="aligncenter" width="354" caption="Bangku di sepanjang Jalan Sultan Omar Ali Saifuddien"]
Bangku di sepanjang Jalan Sultan Omar Ali Saifuddien
Bangku di sepanjang Jalan Sultan Omar Ali Saifuddien
[/caption] [caption id="attachment_5661" align="aligncenter" width="564" caption="Makam Raja Ayang"]
Makam Raja Ayang
Makam Raja Ayang
[/caption]

Tepat di perempatan antara Jalan Sultan Omar 'Ali Saifuddien dan Jalan Elizabet terdapat Makam Raja Ayang yaitu makam seorang wanita yang masih mempunyai hubungan keluarga Kesultanan Brunei Darussalam dan pernah hidup pada jaman Sultan Sulaiman (tahun 1452). Makam Raja Ayang ini menjadi simbol betapa taatnya Sultan Brunei kepada ajaran Islam walaupun masih berkaitan saudara apabila melanggar aturan agama tetap harus dihukum tanpa pandang bulu.

Di seberang makam Raja Ayang terdapat taman atau lebih tepat disebut lapangan upacara yaitu Taman Haji Sir Muda Omar 'Ali Saefuddien. Taman ini seringkali digunakan untuk upacara penting dan besar Kesultanan Brunei Darussalam. Taman ini berdekatan juga dengan Mesjid Sultan Omar Ali Saifuddien dan Gedung Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei (Perpustakaan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun